Jakarta, MINA – Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia menggelar acara tahunan Turkish Breakfast Day di Institut Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Assembly Institute), Jakarta, Ahad (1/6). Acara tersebut dihadiri oleh para tamu dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan kedutaan asing, pejabat budaya, akademisi, dan media.
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, menekankan bahwa kegiatan itu bukan hanya untuk memperkenalkan kuliner Turki, tetapi juga sebagai bentuk diplomasi lunak (soft diplomacy) yang mempererat hubungan antarwarga (people-to-people diplomacy) antara Turki dan Indonesia.
“Diplomasi formal kadang terasa kaku dan membosankan, tetapi lewat makanan, suasana menjadi lebih akrab dan cair. Kami ingin menunjukkan bahwa berbagi makanan bisa membuka dialog lintas budaya,” ujar Dubes Talip.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam budaya kuliner Turki, termasuk gerakan zero-waste yang diusung Ibu Negara Turki, Emine Erdoğan.
Baca Juga: 50 Tahun Konsumen Tertipu, Restoran Legendaris Ini Diam-Diam Jual Makanan Non-Halal, DPR Geram!
Ia menekankan pentingnya tidak menyia-nyiakan makanan, waktu, dan sumber daya alam di tengah situasi kelaparan global yang semakin memprihatinkan.
“Budaya kami juga menanamkan prinsip berbagi makanan dengan tetangga dan sahabat, dan hari ini kami ingin memperlihatkan bahwa rakyat Turki dan Indonesia dapat duduk bersama, makan bersama, dan berdiskusi tentang solusi atas berbagai tantangan global,” tambahnya.
Terkait hubungan bilateral, Dubes menyampaikan bahwa hubungan antara Turki dan Indonesia semakin erat dengan adanya kunjungan dua kepala negara dalam waktu berdekatan. Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengunjungi Jakarta pada Februari lalu, sementara Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Turki pada April.
“Kunjungan dua pemimpin dalam waktu dua bulan menunjukkan kesuksesan diplomasi tingkat tinggi. Kami juga telah mengadakan Sidang Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High-Level Strategic Cooperation Council), yang dibentuk pada 2022,” jelasnya.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tidak Sehat
Dalam dua pertemuan tersebut, Turki dan Indonesia telah menandatangani 15 perjanjian kerja sama di berbagai bidang seperti industri pertahanan, kesehatan, pendidikan, energi, dan konstruksi. Saat ini, kedua negara tengah berfokus pada implementasi perjanjian tersebut.
Terkait kerja sama internasional, Turki disebut juga terbuka untuk menjalin hubungan dengan berbagai organisasi global, termasuk BRICS, meskipun saat ini Turki masih berstatus anggota aktif dalam OKI, PBB, dan OSCE.
Dalam sesi akhir wawancara, Dubes menyinggung situasi geopolitik di Timur Tengah. Ia menyampaikan harapan atas stabilitas baru di Suriah, namun menyoroti tindakan agresif Israel sebagai ancaman besar terhadap perdamaian kawasan.
“Agresi Israel harus dihentikan. Itu adalah sumber utama gangguan terhadap perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut,” tegasnya.[]
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Selasa Ini Berawan dan Berpotensi Hujan Ringan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu RI: Indonesia Konsisten di Garda Depan Lawan Penjajahan Israel