Ankara, MINA – Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional tidak akan mendapat manfaat jika gencatan senjata diumumkan di negara itu saat ini, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Turki TRT pada Senin (13/7), Cavusoglu mengatakan, kota pantai Sirte dan pangkalan udara Jufra perlu diserahkan kepada GNA sebelum menyetujui gencatan senjata.
“Kami percaya bahwa solusi politik adalah satu-satunya solusi, tetapi syarat-syarat yang diperlukan harus dipenuhi,” kata Cavusoglu, mengulangi aspirasi gencatan senjata Turki di Libya.
Ia juga mengatakan Turki akan memulai penelitian seismik dan operasi pengeboran untuk sumber daya alam di wilayah Mediterania timur yang dicakup oleh perjanjian November antara Ankara dan GNA.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Cavusoglu mengatakan, Turki terbuka untuk berbagi proyek dengan perusahaan-perusahaan dari negara ketiga, seperti Italia, Inggris, Amerika Serikat dan Rusia.
Secara terpisah, dalam sebuah artikel yang ditulis untuk Politico, Cavusoglu menuduh Uni Eropa gagal mengambil tindakan bersama melawan panglima perang Libya Khalifa Haftar dan ofensifnya terhadap pemerintah yang sah di Tripoli. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur