Ankara, MINA – Kementerian Luar Negeri Turki mengecam kesepakatan Bahrain dengan Israel untuk menormalisasi hubungan diplomatik.
Kemenlu mengatakan, kesepakatan itu bertentangan dengan komitmen di bawah Prakarsa Perdamaian Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan bahwa itu akan memberikan pukulan lain terhadap upaya untuk membela perjuangan Palestina. Yeni Safak melaporkan, Sabtu (12/9).
Pernyataan itu menambahkan, kesepakatan tsb akan lebih mendorong Israel melanjutkan praktik tidak sahnya terhadap Palestina dan upayanya untuk menjadikan pendudukan tanah Palestina secara permanen.
“Satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas abadi di Timur Tengah adalah melalui solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina dalam kerangka hukum internasional dan resolusi PBB,” katanya.
Baca Juga: China Balas Tarif AS, Naikkan Bea Tambahan 125%
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik pengumuman kesepakatan oleh Presiden AS Donald Trump itu.
Kesepakatan itu muncul satu bulan setelah kesepakatan serupa diumumkan antara Tel Aviv dan Uni Emirat Arab.
Bahrain adalah negara Arab keempat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada 1979, Yordania pada 1994, dan Uni Emirat Arab pada Agustus. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korsel yang digulingkan Yoon Suk Yeol Pindah dari Kediaman Resmi