Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turki Kembali Ubah Bekas Gereja di Istanbul Menjadi Masjid

sri astuti - Sabtu, 22 Agustus 2020 - 00:07 WIB

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 00:07 WIB

43 Views

Istanbul, MINA – turki-recep-tayyip-erdogan/">Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (21/8) kembali mengubah sebuah bekas Gereja Ortodoks kuno  di Istanbul menjadi masjid.

Keputusan untuk mengubah bekas gereja yang terakhir menjadi Museum Kariye itu menjadi masjid, hanya sebulan setelah konversi serupa untuk Hagia Sophia yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO, AlJazeera melaporkan.

Sejarah bangunan berusia 1.000 tahun itu sangat mirip dengan Hagia Sophia, bangunan yang lebih besar di tepi barat bersejarah Tanduk Emas di sisi Eropa Istanbul.

Gereja Juruselamat Suci era Bizantium di Chora, yang terletak di dekat tembok kuno Istambul yang hancur itu dikembalikan sebagai masjid, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menandatangani dekrit yang menyatakan bahwa “pengelolaan Masjid Kariye dipindahkan ke Direktorat Urusan Agama, dan (masjid) dibuka untuk beribadah.”

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Sebelumnya, Gereja itu diubah enjadi Masjid Kariye setengah abad setelah penaklukan Konstantinopel 1453 oleh Turki Ottoman.

Kemudian menjadi Museum Kariye setelah Perang Dunia II saat Turki mendorong terciptanya republik baru yang lebih sekuler dari Kekaisaran Ottoman. Sekelompok sejarawan seni Amerika kemudian membantu memulihkan mozaik gereja asli dan membukanya untuk umum pada 1958.

Status bangunan itu kembali diperdebatkan tahun lalu, ketika pengadilan Turki membatalkan keputusan kabinet sebelumnya, yang mengarah pada keputusan hari ini yang ditandatangani oleh Erdogan.

Perdebatan terjadi lebih dari sebulan setelah bekas katedral Hagia Sophia yang lebih bersejarah dan lebih besar juga dikembalikan ke masjid menggunakan keputusan yang sama, yang memicu kemarahan banyak orang di komunitas internasional termasuk para pemimpin gereja dan beberapa negara Eropa. (T/R7/P1)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Internasional
Internasional
Internasional
Kolom