Istanbul, 29 Rabi’ul Akhir 1437/8 Januari 2016 (MINA) – Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu memperingatkan semua pihak untuk tidak terburu-buru menekan Turki dalam mengatasi krisis pengungsi sendirian.
“Tidak ada yang boleh beramsumsi bahwa hanya Turki yang harus menanggung semua pengungsi. Kami harap semua pihak bahu-membahu mengatasi krisis ini,” kata Davutoglu dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Senin (8/2), Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pernyataan Davutoglu muncul usai menerima kunjungan Angela Merkel yang bertujuan menekan Turki untuk berbuat lebih banyak guna mengurangi masuknya pengungsi ke Eropa.
Sebelumnya, Turki membuat kesepakatan dengan Uni Eropa (UE) pada November lalu untuk menghentikan arus keluar pengungsi. Sebagai imbalan, UE memberikan tiga miliar euro sebagai bagian dari bantuan keuangan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Lebih lanjut, Davutoglu mengungkapkan bahwa saat ini, lebih dari 30 ribu pengungsi asal Suriah berada di perbatasan Turki setelah melarikan diri dari serangan rezim Rusia terhadap wilayah Aleppo, Suriah Utara.
“Ada lebih dari 30 ribu warga Suriah kini telah berkumpul di perbatasan antara Turki dengan barat laut Suriah yang masih tertutup,” ujarnya.
Sumber-sumber Turki melaporkan, kondisi tersebut diyakini membuat negara itu menghadapi tekanan untuk segera membuka perbatasannya.
Davutoglu, yang negaranya menjadi tujuan lebih dari 2,7 juta pengungsi Suriah mengatakan, Turki akan menerima pengungsi tambahan jika perlu dilakukan, meskipun Turki seharusnya tidak harus memikul masalah pengungsi itu sendirian.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Jelas, seperti biasa, kami akan menyediakan kesempatan untuk saudara kami dari Suriah dan akan menerima mereka bila diperlukan,” pungkasnya. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)