Ankara, MINA – Turki pada Jumat (2/2) mengkritik keputusan Amerika Serikat yang memasukkan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam daftar teroris.
Ankara mengatakan langkah tersebut dapat merongrong upaya perdamaian di Timur Tengah serta upaya Palestina untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Hami Aksoy, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki, mengatakan dalam sebuah pernyataan, Turki berharap keputusan tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap bantuan kemanusiaan dan kegiatan pembangunan ekonomi di Gaza.
“Jelas bahwa keputusan itu, yang mengabaikan fakta bahwa Hamas adalah realitas penting kehidupan politik Palestina, tidak dapat memberikan kontribusi apapun terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina yang adil, komprehensif, dan abadi,” ujarnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Pada Rabu (31/1) lalu, Amerika menambahkan Haniyeh (55 tahun) dalam daftar teroris internasional, mengetatkan tekanan terhadap gerakan tersebut meski ada upaya perdamaian terbaru.
Langkah tersebut dilakukan di tengah-tengah tindakan provokatif Amerika yang sedang berlangsung di wilayah tersebut setelah Washington mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel.
Hamas mengatakan keputusan tersebut “menunjukkan bias Amerika yang mendukung pendudukan Israel.” Organisasi itu meminta Washington agar membatalkan ‘kebijakan dan keputusan bernuansa bermusuhan’ pada mereka.
Keputusan terbaru Amerika juga menuai kecaman dari kelompok-kelompo Palestina.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), misalnya, menolak dan menyesalkan keputusan Departemen Keuangan Amerika yang memasukkan Haniyeh dalam daftar terorisme, seperti dinyatakan Saeb Erekat, Sekretaris Komite Eksekutif PLO, Kamis. (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant