Ankara, 24 Jumadil Akhir 1436/13 April 2015 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Turki menyesalkan apa yang mereka katakan sebagai “hukuman secara kolektif” yang dijatuhkan di Mesir, sehari setelah 14 orang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Kritik itu disampaikan setelah Ahad, pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati pada pemimpin Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badie dan 13 orang lainnya berkaitan dengan aksi kekerasan, sedangkan 37 orang lainnya dipenjara seumur hidup termasuknaktivis keturunan Mesir-Amerika, Muhammad Soltan. Demikian Middle East Monitor (MEMO) yang diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, “jelas bahwa keputusan tersebut, jauh dari memenuhi standar internasional, dan tidak bisa memberikan kontribusi pada perdamaian permanen dan stabilitas di Mesir”.
Pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman itu atas tuduhan apa yang dikenal sebagai “Rabaa ruang operasi” selama aksi protes mendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi pada tahun lalu.
Para terdakwa dituduh “mendalangi rencana untuk menabur kekacauan, hingga membakar kantor polisi, kantor lembaga negara, baguan fasilitas umum, milik swasta dan gereja-gereja”.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Jaksa juga menuduh terdakwa menyebarkan potret dipalsukan tentang korban tewas dan terluka selama demonstrasi itu.
Ratusan orang tewas ketika pasukan keamanan membubarkan paksa demonstran pendukung Mursi di Kairo, Rabaa al-Adawiya Square dan Giza Nahda Square.
Pembubaran datang hanya beberapa minggu setelah Mursi, pemimpin pertama Mesir yang dipilih secara resmi, secara paksa digulingkankan oleh militer Mesir menyusul demonstrasi besar-besaran menentang kepresidenannya selama satu tahun.
Pemerintah Mesir kemudian meluncurkan tindakan keras menbubarkan pendukung Mursi, dimana telah penyebaran Rabaa secara luas. (T/P002/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata