Istanbul, MINA – Turki dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan terus meningkatkan kerjasama timbal balik bidang pertahanan untuk melindungi perbatasan blok itu dari terorisme, perdagangan manusia dan penyelundupan.
Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengatakan hal itu dalam pidatonya pada sesi latihan On Guard-2021 yang dilakukan oleh Angkatan Darat ke-3, berbasis di Istanbul. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, Kamis (19/11).
Turki sejak awal adalah juga anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization), aliansi militer yang dibentuk tahun 1949 oleh negara-negara barat di masa Perang Dingin untuk menghadapi Blok Uni Sovyet. Turki adalah satu-satunya negara Islam anggota NATO dan sebagian besar wilayahnya berada di Asia. Dalam tahun-tahun pasca perang dingin, sampai sekarang, makin banyak benturan politik Turki dengan negara-negara anggota NATO lainnya, sehingga kerjasama terganggu.
“Kerja sama Turki-NATO sangat penting untuk keamanan negara. Turki melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi perbatasan NATO dan Eropa dari terorisme, perdagangan manusia, dan penyelundupan. Sebagai tentara terbesar kedua NATO, kami menempatkan NATO di pusat keamanan dan pada saat yang sama menempatkan diri di pusat keamanan NATO dengan berbagi semua beban aliansi,” kata Akar.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Turki telah menjadi anggota NATO selama 70 tahun. Turki juga menjadi tuan rumah banyak inisiatif NATO.
Ada markas NATO di provinsi Izmir barat, sebuah pangkalan udara di provinsi Adana selatan, satu lagi di tenggara Diyarbakr dan Korps Cepat NATO di Istanbul.
NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau disebut dengan Aliansi Atlantik Utara merupakan organisasi militer internasional yang terdiri dari dua negara Amerika Utara dan 28 negara Uni Eropa. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan