Turki Penjarakan Lebih 100 Wartawan Pascakudeta

Ankara, 24 Muharram 1438/25 Oktober 2016 (MINA) – Keamanan Turki telah memenjarakan lebih 100 wartawan pascakudeta Turki yang gagal, sementara 2.500 wartawan jadi menganggur.

Data terbaru itu menurut sebuah laporan dari sensor pers Turki.

Jaringan Komunikasi Independen (BIA) melaporkan, 71 wartawan yang dipenjara dituduh mendukung Fethullah Gulen, tokoh politik yang dituduh oleh Pemerintah Ankara mendalangi kudeta 15 Juli lalu.

Sementara 29 wartawan lainnya dihubungkan dengan media Kurdi, demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.

Laporan ini mengkritik pemerintah Turki atas taktik kerasnya terhadap wartawan dan melabeli Turki sebagai “penjara wartawan terbesar di dunia”.

“Darurat negara yang dinyatakan setelah upaya kudeta 15 Juli, dan Keputusan Hukum yang dikeluarkan dalam keadaan darurat, menyebabkan berbagai praktik yang melanggar hukum dan berlebihan, seperti penutupan, penahanan dan penangkapan,” kata BIA dalam laporannya.

Sebanyak 155 outlet media telah ditutup sejak 15 Juli 2016, sedangkan 775 kartu pers dan 49 paspor telah dibatalkan oleh pemerintah.

Laporan BIA tersebut mengklaim bahwa 22 wartawan didakwa telah “memfitnah Presiden” atau “memfitnah Recep Tayyip Erdogan” dalam tiga bulan terakhir. Sementara dua wartawan dinyatakan bersalah dan didenda masing-masing € 3.130.

Salah satu kasus terbesar adalah penutupan koran Zaman yang terkenal kritis terhadap Presiden Erdogan dan sebanyak 47 wartawannya ditangkap. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan