Ankara, 3 Sha’ban 1435/1 Juni 2014 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Turki memperingatkan dalam sebuah pernyataan, Sabtu (31/5) di Ankara, agar warga Turki tidak mengunjungi Provinsi Donetsk dan Lugansk di bagian timur Ukraina.
“Kami memperingatkan warga negara kami agar tidak melakukan perjalanan (ke Provinsi Donetsk dan Lugansk) kecuali jika sangat diperlukan,” kata pernyataan itu, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan kementerian itu muncul setelah operasi militer dilancarkan oleh pasukan keamanan Ukraina pada Jumat malam untuk merebut kembali kota Slavyansk yang dikuasai oleh kelompok pro-Rusia.
Sebelumnya, World Union of Ahiskan Turks (DATUB) meminta pemerintah Turki untuk menyelamatkan etnis Turki Meskhetian, juga dikenal sebagai Ahiska Turki, yang terjebak di tengah bentrokan di timur Ukraina.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Untungnya, tidak satu pun dari kami terluka atau terbunuh di sana sejauh ini,” kata Burhan Ozkosar, Wakil Ketua DATUB kepada Anadolu pada hari Jumat. “Tapi tiga rumah kami dihancurkan oleh peluru mortir.”
Turki Meskhetian adalah etnis Turki yang sebelumnya mendiami wilayah Meskheti, Georgia, di sepanjang perbatasan dengan Turki.
Menurut Ozkosar, ada sekitar 500 Turki Meskhetian yang tersisa di timur Ukraina, yang “perlu dibawa segera ke Turki” dengan status pengungsi.
“Mereka menunggu apa yang akan terjadi pada mereka yang tidak berdaya di sana. Beberapa dari mereka ingin bermigrasi ke wilayah Ahiska (di Georgia). Tetapi mayoritas dari mereka meminta Turki untuk menerima mereka sebagai pengungsi,” katanya.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Menurut perwakilan masyarakat, Nebican Basatov, pada hari Kamis, sedikitnya 700 orang minoritas Turki di timur Ukraina, dipaksa meninggalkan rumahnya setelah dianiaya oleh separatis pro-Rusia dan pendukung Kiev. (T/P09/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas