Paris, MINA – Perusahaan konsorsium Turki, Perancis dan Italia bekerja sama dalam proyek pengembangan sistem rudal.
Hal itu berlangsung saat kunjungan pertama Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ke Paris pada Jumat (5/1), Kantor Berita MINA melaporkan dari sumber Daily Sabah.
Turki menjalin hubungan dengan mitra Eropanya untuk meningkatkan ekonomi, komersial dan pertahanan. Hal itu diumumkan di sela-sela sebuah pertemuan di Paris antara Erdoğan dan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Mereka akan meletakkan dasar untuk kontrak pengembangan dan produksi rudal.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Kerja sama konsorsium perusahaan Perancis-Italia Eurosam dan mitra Turki Aselsan dan Roketsan menandai langkah luar biasa dalam memperkuat usaha Turki untuk meningkatkan dan mempercepat sistem pertahanan dalam negerinya.
Perundingan itu memberikan proyek produksi dan pengembangan rudal udara jarak jauh.
Eurosam, kontraktor utama industri, memiliki otoritas desain sistem pengembangan, produksi, pemasaran dan penjualan dari berbagai rudal pertahanan udara jangka menengah dan jarak jauh yang diluncurkan di darat.
Program rudal tiga negara diharapkan akan siap pada pertengahan dekade berikutnya untuk melindungi dari ancaman pesawat siluman, pesawat tak berawak dan serangan rudal.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan Eurosam mengatakan, “Kegiatan pengembangan bersama ini diharapkan dapat mendukung program pengembangan udara dan rudal domestik Turki, selain membuka prospek ekspor dan kerja sama jangka panjang antara Turki, Italia dan Perancis.”
Eurosam didirikan pada bulan Juni 1989 oleh tiga perusahaan kedirgantaraan besar Eropa. Konsorsium Eurosam terdiri dari pembuat rudal MBDA Eropa, yang merupakan perusahaan patungan antara Airbus dan Leonardo dan BAE Systems dari Italia, dan kontraktor pertahanan Prancis Thales. Pemegang saham utamanya adalah negara Prancis dan pembuat pesawat tempur Dassault Aviation.
Sistem rudal darat Eurosam (SAMP/T) Aster-30 jarak jauh dari darat ke darat (SAM) sudah digunakan di beberapa negara anggota NATO.
Pada 8 November, Turki menandatangani kesepakatan konsorsium bersama Eurosam dengan menteri pertahanan Italia dan Prancis dalam sebuah kesepakatan antar-pemerintah di markas besar NATO di Brussels.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Proyek dengan Eurosam, produsen sistem SAM SAMP/T dan Aster-30 jarak jauh, akan memperkuat hubungan pertahanan antara ketiga negara pada umumnya dan khususnya di pertahanan udara dan rudal.
Sistem SAMP/T Aster-30 menggunakan jaringan radar dan sensor canggih, termasuk radar array 3-D, yang memungkinkannya menjadi sangat efektif terhadap semua jenis ancaman udara.
Sistem tersebut dapat mencegat rudal dengan jarak 600 kilometer dan dapat beroperasi dalam mode mandiri atau dapat diintegrasikan ke dalam jaringan terkoordinasi seperti sistem pertahanan rudal NATO.
Semenyara perusahaan Turki Aselsan dan Roketsan Turki telah mengembangkan Sistem Rudal Pertahanan Udara Ketinggalan Rendah (HİSAR-A) dan Sistem Pertahanan Rudal Pertahanan Medium Altitude (HİSAR-O) dengan menggunakan sumber daya nasional untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udara rendah dan menengah di Turki. Komando Pasukan Tanah Hisar-A akan selesai pada tahun 2020, dan prototipe sistem pertahanan jarak menengah akan selesai pada tahun 2021. (T/RS2/RI-1)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)