New York, 17 Dzulhijjah 1436/1 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah Turki menyatakan keprihatinannya tentang serangan udara Rusia di Suriah yang ditudingnya tidak menargetkan posisi Islamic State (ISIS/Daesh), tapi warga sipil justeru yang menjadi korban.
“Kami sangat prihatin dengan laporan operasi udara kemarin oleh Rusia yang tidak menargetkan Daesh, tetapi beberapa posisi oposisi dan juga terjadi korban sipil selama operasi itu”, kata Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu di New York, Kamis (1/10).
“Jika laporan ini benar, tentu sangat mengkhawatirkan, hal itu mungkin bisa menyebabkan eskalasi lebih lanjut,” katanya, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut Sinirlioglu, operasi udara Rusia adalah jalan terakahir yang dibutuhkan dalam situasi yang sangat tragis dan kacau di Suriah.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Ini akan menambah masalah di Suriah, tidak akan membantu untuk menemukan solusi bagi penderitaan rakyat Suriah,” katanya.
Pesawat-pesawat tempur Rusia pada Rabu menembak target di wilayah barat Suriah untuk pertama kalinya. Pemerintah Moskow, sekutu setia Presiden Suriah Bashar Al-Assad, mengatakan, jet pasukannya menghantam posisi ISIS.
Menurut kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah (SNC) yang didukung Barat, serangan udara Rusia mengakibatkan kematian 36 warga sipil, termasuk lima anak-anak.
Khaled Khoja mengatakan di New York, daerah yang ditargetkan oleh Rusia adalah daerah yang bebas dari kehadiran ISIS atau al-Qaeda.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Data PBB menyebutkan, konflik sipil yang menghancurkan Suriah telah menewaskan lebih 250.000 jiwa dan membuat negara itu menjadi sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB