Turki, Qatar, Cina, dan Irak Kecam AS Masukkan Pasukan Iran Daftar Hitam

Ilustrasi: Pasukan Garda Revolusi Iran. (Foto: Vahid Salemi/AP)

Ankara, MINA – , , , dan secara terpisah mengecam langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang baru-baru ini memasukkan Pengawal Revolusi (IRGC) sebagai “kelompok teroris”.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Selasa (9/4) memperingatkan, langkah itu di luar hukum internasional yang akan membuka jalan bagi ketidakstabilan lebih lanjut di wilayah tersebut.

“Kami tidak mendukung Garda Revolusi Iran di Suriah, tetapi tidak ada negara yang dapat menyatakan pasukan bersenjata negara lain sebagai organisasi teroris. Kami juga tidak mendukung keputusan sepihak,” katanya dalam konferensi pers di Ankara bersama dengan mitra Qatar-nya, demikian Press TV melaporkan.

Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani juga mengecam AS karena langkah itu.

Ia mengatakan, ketidaksepakatan atas “perilaku” tentara negara lain tidak boleh diselesaikan dengan menjatuhkan sanksi.

Pemerintah Baghdad juga memperingatkan AS dan sekutunya, Saudi, tindakan tersebut akan memiliki “dampak negatif di Irak dan di kawasan itu”.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang mengatakan, Cina selalu menjunjung tinggi bahwa semua negara harus mematuhi pedoman dasar hubungan internasional berdasarkan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, daripada mengejar politik kekuasaan dan penindasan. (T/RI-1/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Zaenal Muttaqin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.