Ankara, MINA – Turki berkontribusi untuk meringankan utang Somalia dengan menjanjikan sekitar 2,4 juta dalam Special Drawing Rights (SDR), mata uang cadangan, kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Mengutip dari Anadolu Agency, Sabtu (7/11), langkah ini dilakukan di bawah Inisiatif Negara-negara Miskin Berutang Berat (HIPC), kerangka kerja yang dibuat oleh Bank Dunia dan IMF untuk membantu memberikan keringanan utang kepada negara-negara termiskin dan paling banyak berutang di dunia.
Turki adalah salah satu dari 116 negara pendukung yang berkontribusi pada keringanan utang ini. Berkat inisiatif tersebut, Somalia akan memiliki akses ke sumber daya keuangan baru dari donor internasional, dan ini akan membantunya dalam mempercepat reformasi ekonomi yang mendesak diperlukan.
Menurut Lembaran Negara Turki, pada Maret, IMF dan Bank Dunia menyetujui kelayakan negara Tanduk Afrika tersebut untuk mendapatkan keringanan utang di bawah inisiatif HIPC.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mengomentari keputusan tersebut, Menteri Kehakiman Somalia Abdulkadir Mohamed Nur, melalui akun Twitternya mengatakan, ia sangat berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas dukungannya yang berkelanjutan kepada Somalia.
“Turki tetap menjadi sekutu kuat bagi kemajuan Somalia,” ujarnya.
Dengan bantuan Turki ini, utang Somalia akan berkurang dari AS$ 5,2 miliar pada akhir 2018 menjadi AS$ 3,7 miliar. Ini merupakan langkah penting untuk mendapatkan utang baru buat peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Selama lebih dari dua dekade, Somalia telah mengalami konflik berkepanjangan dan kerapuhan serta runtuhnya supremasi hukum, institusi, layanan publik dasar, dan kontrak sosial, yang mengakibatkan pemiskinan jutaan orang warganya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut IMF, hampir 70% orang Somalia hidup dengan kurang dari AS$ 1,90 sehari, dan pertumbuhan ekonomi hampir tidak mengikuti pertumbuhan populasi, diperkirakan 2,8% per tahun. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel