Ankara, 29 Rabi’ul Awwal 1438/29 Desember 2016 (MINA) – Turki dan Rusia telah menyepakati ketentuan gencatan senjata di Suriah, menurut media pemerintah Turki, tetapi kesepakatan itu tidak termasuk kelompok yang dianggap “teror”.
Menurut sumber yang berbicara dalam status anonim, gencatan senjata mulai berlaku setelah Rabu (28/12) tengah malam, Anadolu Agency melaporkan.
Namun, katanya, kelompok-kelompok “teror” akan dikecualikan dari perjanjian tersebut. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Kesepakatan ini mengikuti pertemuan antara Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan perwakilan oposisi Suriah di Ankara mengenai pembentukan solusi “permanen” perang Suriah.
Namun menurut laporan kantor berita AP, beberapa kelompok oposisi mengatakan, mereka menunda persetujuan untuk gencatan senjata sampai mereka menerima rincian ketentuan-ketentuannya.
“Rincian gencatan senjata belum disajikan secara resmi ke faksi oposisi, dan tidak ada kesepakatan pada saat ini,” kata AP mengutip seorang pejabat oposisi Suriah.
Pekan lalu, Rusia, Iran dan Turki mengeluarkan deklarasi bersama mendukung upaya perdamaian baru.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sebelumnya, sebuah awal upaya gencatan senjata pada bulan September 2016 yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia, cepat hancur saat Damaskus terus melakukan pengeboman atas wilayah yang dikuasai oposisi.
Namun bagaimanapun, oposisi Suriah tidak akan setuju jika Presiden Suriah Bashar Al-Assad tetap menjabat. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan