Sochi, Rusia, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Ankara dan Moskow pada Selasa (22/10) menyepakati perjanjian Suriah “Bersejarah”.
Menurut kesepakatan itu, mulai pukul 12 siang (09.00 GMT) pada Rabu (23/10) militer Rusia dan Suriah akan memasuki perbatasan Turki-Suriah, di luar area Operation Spring Peace untuk memfasilitasi penghapusan milisi YPG / PKK 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Turki di utara, yang harus diselesaikan dalam 150 jam, Anadolu Agency melaporkan.
Kesepakatan itu diluncurkanuntuk menghilangkan “gerakan pengacau” di Suriah utara yang merupakan perbatasan Turki, dan membantu pengembalian para pengungsi Suriah.
Berdasarkan kesepakatan itu, semua elemen YPG dan senjata mereka akan dipaksa keluar dari Manbij dan Tal Rifat.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Turki dan Rusia akan meluncurkan upaya bersama untuk memfasilitasi kembalinya para pengungsi dengan cara yang “aman dan sukarela”.
Pertemuan pertama Komite Konstitusi Suriah akan diadakan pada 29-30 Oktober di Jenewa mendatang.
Pada 2017 proses perdamaian Astana untuk mengakhiri suriah/">konflik Suriah dipelopori oleh Turki, Rusia dan Iran di Nur-Sultan (sebelumnya Astana), ibu kota Kazakhstan.
Suriah telah mengalami perang saudara sejak awal 2011, ketika Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Sejak itu, lebih dari 5 juta warga sipil telah menjadi pengungsi. Turki menampung jumlah pengungsi terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 3,6 juta. (T/Ast/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)