Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik operasi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Suriah dan menyebutnya sebagai tanggapan “tepat” atas serangan kimia baru-baru ini terhadap warga sipil, Sabtu (14/4).
Perdana Menteri Binali Yildirim juga menambahkan, itu adalah “langkah positif”. Ia menegaskan, rakyat Suriah “telah dibantai selama tujuh tahun”, demikian Al Jazeera melaporkan.
Sabtu pagi, AS bersama Inggris dan Perancis melancarkan gelombang serangan terhadap Pemerintahan Suriah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad, awal pelaksanaan ancaman Presiden AS Donald Trump sebelumnya.
Serangan itu merupakan tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang dipersalahkan kepada Damaskus dan sekutunya, Rusia serta Iran, demikian The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ketika Trump memulai sebuah pidato di Gedung Putih untuk mengumumkan tindakan tersebut, ledakan terdengar di ibu kota Suriah, Damaskus, menandakan babak baru dalam perang saudara yang sudah tujuh tahun berlangsung.
Koresponden AFP melaporkan dari Damaskus, beberapa ledakan berturut-turut terdengar pada pukul 04.00 pagi waktu Suriah, diikuti oleh suara pesawat di atasnya. Asap bisa terlihat membumbung dari sisi utara dan timur ibu kota. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza