Turki-Saudi Bahas Perjuangan Palestina, Militer dan Ekonomi

Ankara, 29 Dzulhijjah 1437/1 Oktober 2016 (MINA) – Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Nayef bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Turki, Jumat (30/9) , membahas perjuangan Palestina, situasi kawasan dan ekonomi kedua negara.

Kedua negara membicarakan kebijakan bersama, khususnya dalam hal perjuangan Palestina dan isu-isu Islam lainnya.

Pada krisis Suriah, kedua negara berbagi visi yang sama, menyepakati perlunya solusi politik yang menjamin persatuan dan integritas teritorial.

Kantor Berita Islam MINA dari sumber Anadolu menyebutkan, Turki juga mendukung koalisi internasional yang dipimpin Arab Saudi dalam mendukung pemerintahan sah Yaman.

Dalam hal militer, kedua negara juga akan terus meningkatkan kerja sama, setelah kedua negara ambil bagian dalam empat latihan perang bersama tahun ini.

Pada Juni lalu, pasukan Saudi berpartisipasi dalam latihan militer ISIK-2016 yang diselenggarakan di Konya, Turki. Latihan militer bersama satu bulan sebelumnya juga telah dilakukan kedua negara.

Sementara itu, pasukan Turki ikut ambil bagian dalam latihan militer Guntur Utara, yang diadakan di utara Arab Saudi pada Februari dan Maret lalu.

Dalam hal melawan terorisme, pesawat tempur Saudi pada Februari mendarat di pangkalan udara Incirlik di provinsi Adana, selatan Turki sebagai bagian dari koalisi 60 negara untuk melawan kelompok Islamic State(ISIS/Daesh).

Terlebih lagi, pada Februari, Pertahanan Turki Aselsan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Saudi di bidang pengembangan teknologi dan investasi TAQNIA, untuk membentuk usaha patungan pengembangan sistem elektronik pertahanan.

Turki juga merupakan anggota terkemuka dari koalisi militer Islam melawan terorisme, yang dideklarasikan di Riyadh Desember tahun 2015, dengan anggota 40 negara.

Hubungan Ekonomi

Pertemuan kedua pemimpin negara yang disebut sebagai Pemanasan hubungan Turki-Arab juga meluas ke pembicaraan ekonomi dan komersial.

Pengamat Uptick mengatakan, pembicaraan mencerminkan keinginan bersama untuk berkomunikasi, bertukar pandangan dan meningkatkan kerjasama bilateral bidang ekonomi.

Dalam konteks ini, investor Saudi selama ini telah menikmati beberapa posisi khusus dalam ekonomi Turki. Sementara investor Turki telah memperoleh manfaat dari sejumlah proyek infrastruktur di Arab Saudi.

Dewan bisnis Saudi-Turki yang meliputi pengusaha dari kedua negara, terus mempromosikan hubungan perdagangan yang kuat.

Namun, para pakar menyebut, potensi penuh untuk kerjasama perdagangan bilateral masih belum direalisasikan dalam waktu dekat.

Dalam hal ini, Duta Besar Turki untuk Arab Saudi Yunus Demirer baru-baru ini mengatakan bahwa hubungan ekonomi saat ini harus terus didukung untuk lebih mencerminkan hubungan yang berkembang antara kedua negara.

Menurut Demirer, pertukaran komersial tahunan antara Arab Saudi dan Turki saat ini di beberapa proyek mencapai 8 miliar dolar AS  (senilai Rp104 triliun), dan lanjutnya, itu masih bisa berkembanga lagi.

Dia menambahkan, investasi Saudi di Turki terutama pada sektor pariwisata dan real estate terus meningkat, dan sekitar 800 perusahaan Saudi saat ini beroperasi di Turki.

Pada saat yang sama, ada sekitar 200 perusahaan Turki yang saat ini beroperasi di Arab Saudi, dengan melakukan transaksi bisnis sekitar 17 milyar dolar AS (sekitar Rp221 triliun) per tahun, kata diplomat itu.

Demirer juga mendesak pengusaha Turki untuk terus berinvestasi di Arab Saudi, terutama mengingat strategi jangka panjang Riyadh untuk diversifikasi penjualan energi sebagai sumber utama pendapatan.

Pertemuan Muhammad bin Nayef dengan Erdogan di Ankara pada Jumat (30/9) merupakan yang keenam antara Presiden Erdogan dan para pemimpin Arab dalam waktu kurang dari satu tahun, serta yang kedua antara Erdogan dan bin Nayef dalam waktu kurang dari 10 hari.

Pada tanggal 21 September, Presiden Turki dan putra mahkota Saudi juga bertemu di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB ke-71 di New York. Awal bulan September sebelumnya, Erdogan bertemu Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud di sela-sela pertemuan puncak G20 di Cina.

Pada bulan April, Raja Salman mengunjungi Turki untuk kunjungan kedua dalam enam bulan.

Dalam pertemuan itu disepakati antara Ankara dan Riyadh untuk membentuk tim khusus yang bertugas memperkuat hubungan perdagangan bilateral.

Selanjutnya, pada tanggal 8 September, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengunjungi Turki, di mana ia diterima oleh Presiden Turki.

Dan Desember 2015 lalu, Presiden Erdogan melakukan kunjungan tiga hari ke Arab Saudi, dan kedua negara sepakat untuk membentuk sebuah Dewan Kerjasama Strategis. (T/P4/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)