Ankara, 11 Jumadil Awwal 1437/19 Februari 2016 (MINA) – Beberapa jam setelah bom mobil di jantung ibukota Turki Ankara terjadi, militer Turki segera menyerang posisi Kurdi di Suriah dan Irak.
Turki telah menyalahkan militan Kurdi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Suriah atas serangan bom Rabu yang menewaskan 28 orang dan melukai 61 lainnya.
Namun, kelompok Kurdi YPG yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dalam memerangi kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) telah membantah keterlibatannya, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebuah mobil yang sarat dengan bahan peledak meledak di samping pangkalan militer saat berhenti di lampu lalu lintas dekat markas angkatan bersenjata Turki, parlemen dan gedung-gedung pemerintah di Ankara pada Rabu malam.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dalam beberapa jam pasca bom meledak, Pemerintah Turki mengatakan pesawat-pesawat tempur mereka telah menyerang pangkalan kelompok Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Irak utara yang telah melakukan perjuangan selama tiga dasawarsa melawan negara Turki.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu pada Kamis mengatakan, serangan itu terbukti jelas bahwa YPG adalah organisasi “teroris”.
“Serangan kemarin langsung menargetkan Turki dan pelakunya adalah YPG dan organisasi teroris PKK. Semua langkah-langkah yang diperlukan akan diambil terhadap mereka,” kata Davutoglu dalam pidato yang disiarkan televisi.
Sumber keamanan Turki juga mengatakan, angkatan bersenjata Turki juga menargetkan posisi YPG di Suriah utara pada Kamis. (T/P001/R05)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan