Jakarta, 22 Jumadil Awwal 1436/13 Maret 2014 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Turki mengumumkan pada Rabu (14/3), unit penjaga perbatasan Turki menemukan 16 warga negara Indonesia sebelum menyeberang ke Suriah secara ilegal.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Tanju Bilgic, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Ankara, warga Indonesia yang ditangkap mengambil rute yang biasanya digunakan oleh kelompok ISIS di Suriah, Aranews dikutip Mi ‘raj Islam News Agency (MINA), melaporkan.
Bilgic menyatakan, penjaga perbatasan menemukan 16 orang Indonesia dari tiga keluarga besar yang hendak menyeberangi perbatasan ke Suriah.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Nasional Indonesia, Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, para petugas berusaha untuk menentukan, apakah 16 orang Indonesia ditemukan di kota perbatasan Gaziantep adalah 16 warga Indonesia yang hilang dari rombongan tour mereka pada bulan lalu.
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal
“Sekarang ada 16 yang ditemukan oleh pihak berwenang Turki,” katanya.
Dia mengatakan, polisi masih menunggu untuk diberitahu identitas mereka.
“Departemen Luar Negeri Indonesia sedang menyelidiki apakah mereka benar-benar warga Indonesia yang dicari dan dari mana mereka berasal,” tambahnya.
Karena hilangnya kelompok tour tersebut, ada spekulasi bahwa mereka melakukan perjalanan ke Turki untuk menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, “Kami akan menyelidiki lebih lanjut laporan dan akan mengkonfirmasi jika identitas mereka yang ditemukan adalah orang-orang dari Indonesia yang hilang. Kedutaan Indonesia di Ankara berkoordinasi dengan otoritas Turki untuk membahas masalah ini lebih lanjut,” katanya.
Dia mengatakan pemerintah Indonesia belum menerima informasi apapun tentang 16 atau motivasi mereka berada di Gaziantep, sekitar 45 kilometer (27 mil) utara dari perbatasan Suriah.
“Kami akan mencari tahu mengapa mereka mencoba untuk menyeberang ke Syria dan apakah mereka berafiliasi dengan kelompok radikal disana,” katanya.
Ansyaad Mbai, mantan kepala Badan Penanggulangan Terorisme Nasional Indonesia, mengatakan enam dari kelompok itu terkait dengan jaringan teroris di Indonesia.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
“Enam orang dari kelompok memiliki hubungan dengan jaringan teror di Indonesia,” katanya. Ia menolak untuk mengidentifikasi enam, dan mengatakan itu “masih rahasia.”
Salah satu yang hilang dikatakan bernama Salim Attamimi Mohammed, yang diduga kerabat dari Salim Attamimi Mubarok, juga dikenal sebagai Abu Jandal, warga negara Indonesia yang tiba di Suriah dengan keluarganya pada Maret tahun lalu.
Menurut Harian The Jakarta Post, kelompok terdiri dari tiga keluarga dan termasuk enam anak. Itu adalah bagian dari tour 25 orang yang diatur dari Jakarta, berbasis agen perjalanan Smailing Tours.
Kelompok tour tiba di Turki pada 24 Februari lalu dan 16 anggota dilaporkan hilang kontak dari kelompok. Mereka dijadwalkan akan pulang ke Indonesia pada 5 Maret. (T/P011/P4).
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)