Ankara, 7 Syawal 1436/23 Juli 2015 (MINA) – Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan, upaya baru akan dilakukan untuk menghentikan masuknya penyerang asing ke Turki melalui perbatasan Suriah tanpa mempengaruhi bantuan kemanusiaan untuk pengungsi.
“Harus ada penelitian terhadap ancaman terorisme, khususnya setelah serangan bom di Distrik Suruc. Kita harus menghindari masuknya teroris dan pejuang asing (sepanjang perbatasan Turki-Suriah) dan untuk memudahkan bantuan kemanusiaan,” kata Arinc kepada media setelah pertemuan Dewan Menteri di Ankara, Rabu (22/7).
Arinc mengatakan, beberapa peristiwa tragis dibahas di agenda rapat, termasuk bom Suruc yang menewaskan 32 orang dan kasus pembunuhan terbaru terhadap dua polisi di rumahnya di Sanliurfa.
“Dua petugas polisi yang berada di rumah yang sama dan kami tahu bahwa mereka tewas setelah ditembak di kepalanya saat sedang tidur,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dua pria ditemukan tewas bersama di rumahnya di Ceylanpinar, sebuah kota di perbatasan Suriah yang terletak 120 kilometer (75 mil) timur Suruc.
Arinc menambahkan, Turki berencana untuk meningkatkan sistem keamanan di sepanjang perbatasan Suriah. Dia menekankan bahwa hal yang paling penting adalah untuk memblokir jalur perlintasan “teroris”.
Ia juga mengatakan, hampir 600 orang telah ditahan sejak 1 Januari 2015, atas dugaan terkait dengan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh), sebanyak 102 ditangkap dan dikirim ke penjara.
Sekitar 1.000 orang bergabung dengan ISIS di Suriah sejak Juli 2015 dan hampir 2.000 orang telah bergabung dengan kelompok Kurdi Suriah, Partai Persatuan Demokrasi (PYD). (T/P001/R05)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata