Ankara, 29 Ramadhan 1438/24 Juni 2017 (MINA) – Turki pada Jumat (23/6/2017) menolak permintaan beberapa negara Arab yang terlibat dalam perselisihan besar dengan Qatar, dengan menyatakan bahwa Ankara tidak memiliki rencana untuk menutup pangkalan militernya di negara Teluk tersebut.
Permintaan bahwa Turki agar menarik pasukannya adalah salah satu isi ultimatum yang diajukan Arab Saudi dan negara Arab lainnya untuk penyelesain krisis Qatar.
Qatar telah mengkonfirmasi menerima daftar tersebut Kamis (22/6/2017) dari Kuwait, yang menengahi perselisihan tersebut. Namun Qatar belum memberikan komentar mengenai hal tersebut, PBS News, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan pada hari Jumat (23/6/2017) bahwa pangkalan Turki di Qatar tersebut berfungsi untuk melatih tentara Qatar dan meningkatkan keamanan negara di Teluk Persia itu.
Baca Juga: [POPULER MINA] 88 persen Gaza Hancur dan Gencatan Senjata Suriah-Israel
Menurut edisi online surat kabar Milliyet, dia juga mengatakan bahwa “tidak ada yang harus diganggu oleh” kehadiran Turki di Qatar.
Turki telah memihak Qatar dalam perselisihan tersebut dan parlemennya telah meratifikasi undang-undang yang mengizinkan gelaran pasukan Turki ke Qatar.
Pihak militer mengatakan sebuah kontingen 23 tentara telah mencapai Doha pada hari Kamis (22/6/2017), yang merupakan kotingen kedua yang dikirim Turki.
Qatar dengan keras membantah mpendanai atau mendukung ekstrimisme seperti yang dituduhkan Amerika Serikat, Arab Saudi dkk. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Pemerintah Suriah Umumkan Gencatan Senjata di Suwayda, Serukan Kepatuhan Semua Pihak
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Utusan Khusus AS: Gencatan Senjata Tercapai antara al-Sharaa dan Netanyahu