Damaskus, MINA – Suriah akan menerima dua kapal pembangkit listrik dari Turkiye dan Qatar untuk mengatasi kekurangan energi parah yang disebabkan oleh kerusakan infrastruktur selama masa jabatan Presiden Bashar al-Assad, kantor berita negara SANA melaporkan pada Selasa (7/1).
Dilansir dari Al Mayadeen, Khaled Abu Dai, Direktur Jenderal Badan Umum untuk Transmisi dan Distribusi Listrik, mengatakan kepada SANA bahwa kapal-kapal tersebut akan menghasilkan listrik gabungan sebesar 800 megawatt, tetapi tidak menyebutkan durasi penempatannya.
“Tingkat kerusakan pada stasiun pembangkit dan transformasi serta jalur sambungan listrik selama periode rezim sebelumnya sangat besar. Kami berupaya merehabilitasi untuk menyalurkan energi,” kata Abu Dai. Namun, ia tidak menyebutkan kapan kapal-kapal tersebut akan tiba di Suriah.
Sementara itu, pada Senin, Amerika Serikat mengumumkan pengecualian sanksi selama enam bulan untuk transaksi dengan lembaga pemerintahan Suriah setelah berakhirnya pemerintahan Assad, yang bertujuan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Universitas Stockholm Dinyatakan Bersalah Lakukan Diskriminasi kepada Mahasiswi Turkiye
Pengecualian tersebut, yang berlaku hingga 7 Juli, mengizinkan transaksi terkait energi tertentu dan pengiriman uang pribadi ke Suriah, tetapi tidak mencabut sanksi yang ada.
Suriah terus menghadapi kekurangan listrik yang parah, dengan listrik negara hanya tersedia selama dua hingga tiga jam setiap hari di sebagian besar wilayah. Pemerintah sementara telah berjanji untuk meningkatkan pasokan listrik hingga delapan jam sehari dalam waktu dua bulan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Mengundurkan Diri