Ankara, MINA – Turkiye telah meluncurkan proyek pembangunan hampir seperempat juta unit rumah untuk memukimkan kembali para pengungsi di Suriah utara yang dikuasai pemberontak, kata media Turkiye.
Pembangun bekerja dan alat berat digunakan di pinggir kota Al-Ghandura, di daerah Jarabulus dekat perbatasan Turkiye, The New Arab melaporkan.
“Pengungsi Suriah yang tinggal di Turkiye akan menetap di rumah-rumah itu… sebagai bagian dari kepulangan yang aman dan bermartabat secara sukarela,” kata Menteri Dalam Negeri Turkiye Suleyman Soylu pada Rabu (24/5) saat peluncuran proyek tersebut, menurut kantor berita swasta Turkiye IHA.
Dia mengatakan, “240.000 rumah akan dibangun” di wilayah tersebut. Dia berharap bahwa proyek tersebut akan selesai dalam tiga tahun, tambah IHA.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Sejak perang Suriah pecah pada 2011, negara tetangga Turkiye telah menampung lebih dari tiga juta orang yang melarikan diri dari peperangan.
Sebagian besar memiliki status “perlindungan sementara”, membuat mereka rentan terhadap pengembalian paksa.
Sentimen anti-pengungsi telah meningkat di Turkiye. Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengeraskan pendiriannya terhadap orang-orang yang terlantar akibat perang saat ia berjuang untuk terpilih kembali dalam pemilihan presiden akhir pekan ini.
Pemimpin oposisi Turkiye Kemal Kilicdaroglu telah berjanji untuk memulangkan “semua pengungsi” jika dia menang.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Situs konstruksi yang dikunjungi Soylu dulunya adalah jalur udara.
Di papan reklame, “Proyek pengembalian yang aman, sukarela dan terhormat” ditulis dalam bahasa Arab dan Turkiye, sementara nama-nama organisasi termasuk badan bantuan Turkiye AFAD dan Qatar Fund for Development ditampilkan di papan itu.
“Emir Qatar (Sheikh Tamim bin Hamad) Al-Thani dan Presiden kami Recep Tayyip Erdogan telah mengambil langkah besar untuk mengatasi salah satu masalah terpenting dunia,” kata Soylu, menurut laporan IHA.
Erdogan mendukung upaya pemberontak awal untuk menggulingkan Assad. Ankara mempertahankan kehadiran militer di bagian utara Suriah yang membuat marah Damaskus.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sejak 2016, Turkiye telah melakukan operasi darat berturut-turut untuk mengusir pasukan Kurdi dari daerah perbatasan Suriah utara.
Pasukannya dan proksi Suriah mereka menguasai sebagian besar perbatasan. Erdogan telah lama berusaha untuk membangun “zona aman” sedalam 30 kilometer (20 mil) di sepanjang perbatasan.
“Sampai saat ini, sudah ada 554.000 pemulangan sukarela,” kata Soylu. “Ada permintaan serius untuk kembali secara sukarela dan bermartabat ke wilayah aman ini.” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Mi’raj News Agency (MINA)