Washington, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyatakan menolak kerja sama NATO dengan Israel karena alasan “tidak dapat diterima.”
“Tidak mungkin bagi pemerintah Israel, yang telah menginjak-injak nilai-nilai fundamental aliansi kami, untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO,” kata Erdogan pada konferensi pers di Washington,D.C. setelah pertemuan puncak para pemimpin NATO. Lapor Anadolu Agency, Jumat (12/7).
Dalam pembicaraannya di sela-sela KTT, Erdogan menyebut kekejaman Israel yang sedang berlangsung di wilayah pendudukan Palestina, khususnya di Gaza.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, “dengan kebijakannya yang ekspansionis dan ceroboh,” tidak hanya membahayakan keamanan warga negaranya sendiri, tetapi juga seluruh wilayah, katanya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Sampai perdamaian komprehensif dan berkelanjutan tercapai di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel di dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turkiye,” tegas Erdogan.
“Demikian pula, terlepas dari semua upaya tekanan dan intimidasi, kami sangat senang bahwa jumlah negara yang mengakui Palestina meningkat,” lanjutnya.
Erdogan juga mendesak negara-negara lain untuk mengajukan pengaduan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Turkiye, lanjut Erdogan, juga siap mengambil inisiatif apa pun, termasuk pemberian jaminan untuk deklarasi gencatan senjata dan untuk pembentukan perdamaian permanen di Gaza.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
“Saya dengan ini menyerukan kepada semua sekutu kami untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu guna memastikan gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, yang telah kelaparan selama sembilan bulan,” tambah Erdogan.
Dia juga menekankan pentingnya bagi anggota komunitas internasional untuk bergandengan tangan demi solusi dua negara antara Israel dan Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.
Para pemimpin NATO berkumpul untuk pertemuan puncak tiga hari menandai ulang tahun ke-75 aliansi militer tersebut.
Aliansi pertahanan NATO mempunyai 32 anggota, namun juga memelihara hubungan dengan banyak negara non-anggota dan organisasi internasional yang disebut mitra NATO. []
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)