Turunnya Nabi Isa AS di akhir zaman adalah salah satu tanda besar kiamat yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Peristiwa ini akan menjadi momen penting dalam sejarah umat manusia, di mana Nabi Isa AS akan berperan sebagai penyelamat yang menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan. Kehadirannya bukan sebagai nabi yang membawa syariat baru, melainkan untuk menegaskan kembali ajaran tauhid yang pernah disampaikannya dan mengembalikan manusia kepada Islam.
Al-Qur’an memberikan isyarat tentang turunnya Nabi Isa AS dalam beberapa ayat. Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 61, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat, karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
Ayat ini dipahami oleh banyak mufasir sebagai dalil bahwa Nabi Isa AS akan turun kembali menjelang kiamat sebagai salah satu tanda besar yang menunjukkan semakin dekatnya hari akhir.
Banyak hadis sahih yang menjelaskan tentang turunnya Nabi Isa AS. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh telah dekat waktunya Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh Dajjal, menghapus jizyah, dan harta akan berlimpah sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (HR. Muslim, No. 155)
Baca Juga: Mengapa Israel Gagal Kalahkan Hamas?
Allah Ta’ala telah menetapkan dalam takdir-Nya bahwa Nabi Isa AS tidak diwafatkan di dunia, tetapi diangkat ke langit dan akan kembali menjelang kiamat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 157-158, yang menegaskan bahwa Nabi Isa AS tidak disalib, tetapi diangkat oleh Allah. Turunnya beliau kembali ke bumi merupakan bagian dari rencana Ilahi untuk mengakhiri fitnah Dajjal dan menguatkan Islam.
Nabi Isa AS memiliki beberapa misi utama ketika turun kembali ke bumi. Di antaranya adalah: pertama, menghancurkan Dajjal, makhluk penuh fitnah yang menyesatkan banyak manusia, kedua, menegakkan kembali ajaran tauhid dan membimbing umat kepada Islam. Ketiga, menghapus jizyah karena pada saat itu Islam akan menjadi satu-satunya agama yang diakui, dan keempat, memakmurkan dunia dengan keadilan hingga tidak ada lagi orang yang kekurangan harta.
Salah satu peristiwa besar dalam akhir zaman adalah munculnya Dajjal, makhluk yang penuh tipu daya dan fitnah. Nabi Isa AS akan turun untuk membunuhnya. Dalam hadis disebutkan bahwa beliau akan membunuh Dajjal di gerbang Ludd (sebuah tempat di Palestina). Ini menunjukkan bahwa kekuatan batil akan dikalahkan oleh kebenaran yang dibawa oleh Nabi Isa AS.
Ketika Nabi Isa AS turun, ia akan mendukung kepemimpinan Imam Mahdi yang telah lebih dahulu memimpin umat Islam dalam perjuangan melawan Dajjal. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Isa AS tidak datang membawa syariat baru, melainkan membenarkan ajaran Islam yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kesatuan umat Islam akan semakin kuat dengan kehadiran beliau.
Baca Juga: Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Datang Bulan Ramadhan
Dalam hadis disebutkan bahwa Nabi Isa AS akan menghancurkan salib. Ini bermakna bahwa beliau akan mengoreksi keyakinan umat Kristiani yang selama ini menganggapnya sebagai anak Tuhan. Dengan demikian, akidah tauhid akan ditegakkan secara murni tanpa ada penyimpangan.
Ketika Nabi Isa AS turun, tidak ada lagi pilihan agama selain Islam. Jizyah, yang sebelumnya menjadi bukti adanya non-Muslim yang hidup di bawah pemerintahan Islam, akan dihapus karena semua manusia akan masuk Islam atau ditaklukkan oleh kebenaran Islam.
Hadis-hadis menyebutkan bahwa pada masa Nabi Isa AS, dunia akan dipenuhi keberkahan. Tidak ada lagi peperangan, dan manusia akan hidup dalam keadaan makmur. Harta akan berlimpah hingga tidak ada seorang pun yang membutuhkan sedekah. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Nabi Isa AS membawa rahmat bagi seluruh umat manusia.
Setelah menyelesaikan misinya, Nabi Isa AS akan hidup di bumi seperti manusia biasa. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau akan menikah, memiliki anak, dan akhirnya wafat sebagaimana manusia lainnya. Hal ini menegaskan bahwa beliau adalah seorang manusia dan bukan Tuhan seperti yang diyakini sebagian umat Kristiani.
Baca Juga: Mengapa Israel Ingin Kuasai Jenin?
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Isa AS akan wafat dan dimakamkan di Madinah, di samping makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah bagian dari umat Islam dan bukan sosok yang memiliki status ketuhanan seperti yang disalahpahami oleh sebagian orang.
Kisah turunnya Nabi Isa AS memberikan banyak pelajaran bagi umat Islam, di antaranya: pertama, pentingnya berpegang teguh pada akidah tauhid dan tidak terpengaruh oleh fitnah akhir zaman. Kedua, kebenaran akan selalu menang atas kebatilan, meskipun harus melalui berbagai ujian dan cobaan. Ketiga, pentingnya persatuan umat Islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin berat.
Sebagai umat Islam, kita harus selalu bersiap menghadapi fitnah akhir zaman. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kita untuk memperbanyak amal saleh, menjaga keimanan, dan mendalami ilmu agama agar tidak terjerumus dalam fitnah Dajjal dan berbagai ujian yang akan datang.
Turunnya Nabi Isa AS adalah salah satu tanda besar kiamat yang akan terjadi sesuai janji Allah Ta’ala. Kehadirannya membawa misi untuk membela kebenaran, menghapus kesalahan dalam akidah, dan menegakkan keadilan di muka bumi. Sebagai umat Islam, kita harus meyakini hal ini sebagai bagian dari keimanan kepada perkara gaib yang telah disampaikan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Dengan mempersiapkan diri secara spiritual dan intelektual, kita dapat menghadapi akhir zaman dengan keimanan yang kuat.[]
Baca Juga: Erdogan, Palestina, dan Kesatuan Dunia Islam
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mehter, Gema Lagu Penyemangat Militer Tertua di Meja Diplomasi Indonesia