Yerusalem, 15 Syawal 1436/31 Juli 2015 (MINA) – Seorang Yahudi ultra-Ortodoks, Yishai Schlissel, ditangkap polisi setelah melukai enam orang dalam acara parade Gay Pride, Kamis, di Yerusalem.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mendukung parade ini sebagai pelaksanaan hak asasi warga dan mengutuk terjadinya kekerasan ini.
Juru bicara (jubir) polisi setempat mengatakan, Schlissel bukan orang baru dalam kasus tersebut. Pelaku pernah melakukan kejahatan serupa pada parade Gay Pride 2005. Dia telah dipenjara selama 12 tahun dan baru dibebaskan tiga pekan yang lalu.
Dua korban dilaporkan mengalami luka serius. “Kami lari dan berlindung di rumah warga sekitar. Saya melihat sejumlah mayat ketika kembali,” kata saksi mata Yasmin Yusupov seperti dilaporkan BBC, dikutip Mi’raj Islamic News Agency.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Meski terganggu, parade tetap dilanjutkan setelah korban dibawa ke rumah sakit (RS). “Akhiri kekerasan,” teriak pihak yang merasa dirugikan.
Perdana Menteri (PM) Israel menyokong Gay Pride dan mengutuk serangan itu sebagai insiden yang paling serius.
Gay Pride merupakan bentuk dukungan terhadap lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT). Tapi, Gay Pride banyak mengundang kontroversi dan ditentang komunitas Yahudi Ortodoks. Kendati demikian, pemerintah Israel memiliki kebijakan perlindungan terhadap homoseksual.
“Di Israel, setiap orang bebas memilih. Kami harus memastikan mereka aman dengan pilihan mereka. Seperti itulah kami bertindak,” kata Netanyahu dalam siaran pers.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Kurangnya toleransi akan berujung pada kehancuran,” tambah Presiden Reuven Rivlin. (T/P020/P2)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata