Sanaa, 21 Rabi’ul Akhir 1436/11 Februari 2014 (MINA) – Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) di Washington menegaskan AS menutup kedutaannya di Yaman di tengah kebuntuan politik dan memburuknya kondisi keamanan setelah pengambilalihan negara oleh pemberontak Houthi.
Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, meski tidak memberikan tanggal penutupan misi tetapi staf Yaman di Kedutaan Besar AS di Sanaa sebelumnya mengatakan Duta Besar AS akan meninggalkan kedutaan pada Rabu ini.
Kedutaan Turki dan Aljazair kabarnya akan diminta untuk menjaga kepentingan AS di negara itu selama penutupan kedutaan di Yaman, demikian Al-Arabiya melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu dini hari.
Langkah AS itu dilaporkan dipicu oleh kudeta baru-baru ini oleh kelompok bersenjata Houthi. Pada Jumat (6/2), Houti mengumumkan bahwa mereka telah resmi menguasai pemerintahan Yaman, membubarkan parlemen, dan menyatakan Komite Revolusioner menjadi kemudi negara.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Para pejabat mengatakan para diplomat sedang dievakuasi dari negara itu pada Selasa (10/2) dan kedutaan akan menghentikan operasi sampai kondisi membaik.
Pada Ahad (8/2) lalu, Kedubes AS menghentikan semua layanan konsuler karena situasi keamanan di negara strategis yang menjadi tetangga negara raksasa minyak Arab Saudi dan rute kunci pengiriman minyak dari Terusan Suez ke Teluk itu.
Pembicaraan damai antara faksi-faksi yang bertikai di negara itu, ditengahi PBB, gagal oleh sebuah halangan hanya beberapa hari setelah kudeta.
Pada Senin, Islah, partai oposisi besar, dan partai kecil Organisasi Persatuan Rakyat Nasserist, walk out pada pembicaraan damai itu, memicu kekhawatiran bahwa negara itu bisa pada perang saudara habis-habisan.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Situasi Yaman menjadi semakin tidak stabil, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika pekan lalu untuk tidak melakukan perjalanan ke Yaman.
Houthi pertama kali menguasai Sanaa pada September 2014 setelah pemberontakan selama satu dekade. Pada 20 Januari 2015, pemberontak Houthi menguasai istana presiden di ibukota, dengan Presiden terguling Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi berada di dalam saat itu.
Kedutaan Besar AS di Sanaa, Yaman, merupakan yang ketiga di negara Arab yang telah ditutup sejak gejolak musim semi Arab dimulai pada Desember 2010. Dua lainnya adalah kedutaan di Damaskus, Suriah, dan Tripoli, Libya.(T/R05/R03)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah