Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan Terima Kasih Saja Belum Cukup: Ini 5 Cara Nyata Menghargai Guru

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

KITA tumbuh dewasa dengan kata-kata mereka. Kita menapaki tangga keberhasilan dengan doa dan dedikasi mereka. Tapi ironisnya, seringkali kita hanya membalasnya dengan satu kalimat sederhana: “Terima kasih, Bu Guru.” Apakah cukup? Tidak. Jelas tidak. Mengucapkan terima kasih hanyalah permukaan dari gunung es pengabdian mereka.

Di balik papan tulis dan setumpuk kertas ujian, ada perjuangan sunyi, pengorbanan tanpa pamrih, dan cinta yang tak bersyarat. Maka, mari kita robek kepalsuan basa-basi dan mulai bertindak nyata. Berikut ini lima cara konkret yang bisa kita lakukan untuk benar-benar menghargai guru—bukan hanya sebagai profesi, tapi sebagai sosok pemahat masa depan.

1. Dengarkan Mereka, Bukan Sekadar Mendengar

Banyak dari kita yang hanya “mendengar” guru, bukan mendengarkan. Mendengar itu pasif, mendengarkan itu aktif dan empatik. Ketika guru menyampaikan materi atau nasihat, mereka bukan sedang membaca dari slide. Mereka sedang mentransfer ilmu, nilai, bahkan pengalaman hidup yang tidak bisa dibeli di pasar.

Saat kita sungguh-sungguh mendengarkan, kita sedang menghargai perjuangan intelektual mereka. Dan lebih dari itu—kita sedang membangun koneksi spiritual antara murid dan guru yang tak bisa digantikan oleh mesin pencari manapun.

Baca Juga: Demo Jumat di Depan Kedubes AS, Dampak Psikologis, Sosial, dan Politik

2. Bantu Wujudkan Gagasan Mereka

Guru sering memiliki banyak ide cemerlang untuk memajukan pendidikan, tapi terhalang oleh keterbatasan fasilitas, birokrasi, atau minimnya dukungan. Saat siswa, orang tua, atau masyarakat berinisiatif membantu mewujudkan proyek literasi, taman baca, kegiatan sosial, atau pembelajaran kreatif yang diinisiasi guru—di situlah penghargaan sejati lahir. Bukan dari piagam atau plakat, tapi dari kenyataan bahwa ide-ide mereka hidup dan berdampak.

3. Jaga Etika dan Akhlak, Itulah Mahkota bagi Mereka

Apa yang membuat seorang guru merasa dihargai? Bukan standing ovation. Tapi saat murid-muridnya menunjukkan akhlak mulia, menjaga tutur kata, bertindak santun, dan beradab. Itulah hadiah terbaik yang bisa kita berikan.

Di zaman digital yang sering kali membiaskan adab, justru etika menjadi cara revolusioner untuk membalas budi. Hormati mereka, bahkan ketika kita tidak setuju. Karena adab adalah bahasa cinta yang paling tinggi nilainya.

4. Gunakan Ilmu Mereka untuk Kebaikan

Ilmu adalah warisan abadi. Cara terbaik untuk menghargai guru adalah menggunakan ilmu yang mereka tanamkan untuk menebar manfaat, mengubah kehidupan, dan membawa perubahan. Ketika seorang murid menjadi dokter yang peduli, pengusaha yang jujur, penulis yang menggugah, atau pemimpin yang adil—maka guru akan merasa keringat dan air matanya tidak sia-sia. Inilah bukti bahwa mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga telah menciptakan perubahan melalui diri kita.

Baca Juga: Ketika Umat Islam Mayoritas dalam Kuantitas Tapi Minoritas dalam Kualitas

5. Beri Mereka Ruang untuk Berkembang

Guru juga manusia. Mereka juga butuh belajar, berkembang, dan dihargai secara profesional. Seringkali kita menuntut guru untuk menjadi superman: sabar, pintar, telaten, dan selalu hadir. Tapi siapa yang memperhatikan kesejahteraan dan pertumbuhan mereka?

Saat kita mendorong pelatihan, seminar, apresiasi berkala, bahkan sekadar memberi waktu rehat dan dukungan mental, kita sedang berkata dengan tindakan: “Kami peduli. Kami ingin Anda juga bahagia dan berkembang.”

Hentikan Romantisasi, Mulailah Gerakan Nyata

Guru bukan pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka justru pahlawan dengan berjuta jasa yang seringkali dilupakan. Menghargai guru tidak cukup dengan puisi atau seremoni Hari Guru. Kita butuh gerakan nyata—di sekolah, di rumah, di ruang kebijakan.

Kita butuh perubahan paradigma bahwa guru bukan pelengkap sistem, tapi pusat dari semua peradaban. Jika kita ingin masa depan yang lebih baik, maka kita harus mulai dari sekarang: hargai guru secara nyata, bukan hanya dengan kata.

Baca Juga: Miris Fantasi Sedarah, Pelanggaran Agama, Sosial, dan Undang-Undang

Dan ingat, satu ucapan terima kasih memang baik. Tapi satu tindakan nyata, bisa jadi menyelamatkan seluruh generasi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Deklarasi Jakarta dan Luka Gaza

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom