Washington, 1 Ramadan 1438/27 Mei 2017 (MINA) – Menyambut bulan suci Ramadhan, biasanya para pemimpin dunia mengucapkan selamat untuk Muslim yang dalam sebulan ke depan melaksanakan puasa.
Termasuk tradisi Presiden AS dari sejak George W Bush hingga Barack Obama, dan kini dilanjutkan dengan pemimpin kontroversial Donald Trump.
Kali ini, dalam pidato ucapan selamatnya, Trump berulang kali mengutip kalimat terorisme yang datang dari Islam. Di samping terorisme, Trump juga menyebut kekerasan yang datang dari ekstrimis Muslim harus dihapuskan.
Di tengah maraknya pemboman yang mengatasnamakan Islam di berbagai negara Eropa, pernyataan Trump dianggap berbeda dari pesan Ramadhan yang dikeluarkan mantan Presiden George W. Bush setelah serangan 11 September 2001. Bush waktu itu lebih banyak menekankan bagaimana jutaan orang Amerika beragama Islam dan menjelaskan kepercayaan Islam di negaranya.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Trump menyebut serangan teroris baru-baru ini di Inggris dan di Mesir sebagai tindakan kebejatan yang secara langsung bertentangan dengan semangat Ramadhan.
“Tindakan semacam itu hanya memperkuat tekad kita untuk mengalahkan teroris dan ideologi sesat mereka,” katanya.
Trump juga mengungkit kunjungannya baru-baru ini ke Arab Saudi, di mana dia memberikan pidato tentang terorisme. “Saya mengulangi pesan saya yang disampaikan di Riyadh: Amerika akan selalu berdiri dengan mitra kami melawan terorisme dan ideologi yang memicunya,” tambahnya.
Pernyataan Trump yang terus mengungkit terorisme ketika berbicara tentang Islam dianggap meyamaratakan dua istilah itu. Shadi Hamid, warga Muslim AS yang bekerja untuk Institusi Brookings menyebut pernyataan Trump tersebut seperti mengaitkan warga Muslim AS dengan terorisme.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Kami, sebagai Muslim Amerika, tidak boleh didefinisikan semata-mata dengan hal-hal buruk yang tidak ada hubungannya dengan kita,” kata Hamid.(T/RE1/RS3
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu