Jakarta, MINA – Kualitas udara di Jakarta pada Rabu (27/8) tercatat memasuki kategori terburuk di dunia. Berdasarkan indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI), level pencemaran mencapai angka 180 yang tergolong Tidak Sehat.
Kondisi ini berbahaya terutama bagi masyarakat rentan, seperti anak-anak balita, ibu hamil, serta lanjut usia. Para pakar kesehatan mengingatkan agar masyarakat membatasi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker pelindung.
Menurut data pemantauan udara global, posisi Jakarta hari ini menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia. “Dengan level AQI 180, udara sudah tidak layak untuk aktivitas normal. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan,” ujar seorang praktisi kesehatan lingkungan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memperbanyak ruang hijau, dan mengantisipasi polusi udara yang semakin meningkat.
Baca Juga: Menlu RI Jelaskan Tugas Prioritas Para Dubes Baru
Sementara itu, ulama juga mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari amanah Allah. Polusi udara yang semakin parah merupakan pengingat agar manusia lebih bijak dalam menggunakan nikmat alam.
“Kerusakan di darat dan laut akibat ulah tangan manusia. Maka manusia perlu kembali kepada Allah, memperbanyak istighfar, serta berusaha memperbaiki perilaku terhadap lingkungan,” demikian pesan seorang dai di Jakarta.
Dengan kondisi udara yang semakin memburuk, masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran kolektif, menjaga kesehatan, dan berpartisipasi dalam mengurangi polusi demi kelestarian lingkungan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Buka Rakornas BAZNAS 2025, Ingatkan Kemiskinan Musuh Bersama