Brussels, 9 Rabiul Akhir Januari 1437/19 2016 (MINA) – Uni Eropa (UE) mengutuk keras, Senin, perluasan pemukiman ilegal Yahudi di Palestina dan menyerukan Israel agar menghentikan pembangunan permukiman tersebut.
Para menlu Uni Eropa seusai pertemuan mereka di Brussels Senin malam menekankan dalam pernyataan mereka “permukiman itu ilegal berdasarkan hukum internasional dan merupakan rintangan bagi perdamaian dan mengancam kemungkinan dicapainya solusi dua negara.”
“Uni Eropa menegaskan kembali penentangan yang kuat terhadap kebijakan permukiman Israel dan tindakan yang diambil dalam konteks ini, seperti membangun tembok pemisah di luar garis tapal batas 1967, penghancuran dan penyitaan – termasuk proyek yang didanai Uni Eropa – penggusuran, pemindahan paksa termasuk orang-orang Badui, pos-pos ilegal dan pembatasan gerakan dan akses,” kata mereka.
Para menteri mendesak Israel “agar mengakhiri semua kegiatan permukiman dan membongkar pos-pos yang didirikan sejak Maret 2001, sejalan dengan kewajiban sebelumnya. Kegiatan Permukiman di Yerusalem Timur sangat membahayakan kemungkinan Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara.”
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Uni Eropa mengingatkan makna khusus dari tempat-tempat suci, dan menyerukan penegakan status quo yang diberlakukan pada 1967 untuk al-Haram al-Sharif sejalan dengan pemahaman sebelumnya dan sehubungan dengan peran khusus Jordania, demikian laporan Kuna, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan itu mengatakan bahwa “perubahan mendasar dari kebijakan Israel atas wilayah Palestina yang diduduki, terutama di Area C, secara signifikan akan meningkatkan peluang ekonomi, memberdayakan berbagai lembaga Palestina dan meningkatkan stabilitas dan keamanan bagi Israel dan Palestina.”
Pernyataan itu meminta semua pihak agar mengambil langkah-langkah cepat untuk menghasilkan perubahan mendasar terhadap politik, keamanan dan situasi ekonomi di Jalur Gaza, termasuk diakhirinya penutupan dan pembukaan sepenuhnya berbagai tempat perlintasan.
Kesepakatan nuklir Iran
Sementara itu, berbicara pada sebuah konferensi pers setelah pertemuan tersebut, Perwakilan Tinggi Uni Eropa Federica Mogherini menyatakan dia melaporkan kepada para menteri Uni Eropa hari pelaksanaan kesepakatan nuklir Iran, pertemuan sesi pagi untuk pembicaraan masalah Suriah dan Irak, dan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mengenai kesepakatan nuklir Iran, dia berkata “ini adalah titik balik tidak hanya untuk keamanan di wilayah tersebut, tetapi membuka cara baru bagi kerjasama bilateral,” dan mengumumkan bahwa ia akan memimpin sebuah tim pejabat Uni Eropa ke Teheran pada musim semi.
“Kami meminta semua pihak di wilayah ini untuk tenang dari berbagai retorika dan meredakan ketegangan,” kata Mogherini.
Para menteri Uni Eropa juga mengadakan “pertukaran penting” dengan Menlu Yordania, Nasser Judeh pada acara makan siang, dan para menteri sepakat tentang perlunya untuk berinvestasi di Yordania yang stabil.
Mogherini menambahkan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan dirinya akan mengambil bagian dalam konferensi tentang Suriah yang akan diselenggarakan di London pada 4 Februari.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mengenai Suriah, dia mengatakan “Izinkan saya pertama-tama mengucapkan terima kepada Arab Saudi atas pekerjaan yang telah mereka lakukan dalam menyusun konferensi di Suriah di Riyadh pada Desember yang memfasilitasi pekerjaan yang sulit ini.
Mereka telah berhasil dengan proses dan hasil jauh lebih dari yang diharapkan. (T/R07/ )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian