Brussels, MINA – Uni Eropa mendesak semua aktor politik di Tunisia untuk menghormati konstitusi negara dan menghindari kekerasan, setelah Presiden Tunisia Kais Saied menggulingkan pemerintah dan membekukan parlemen dengan bantuan tentara, .Senin (26/7).
“Kami mengikuti perkembangan terbaru di Tunisia,” kata Juru Bicara Komisi Eropa.
“Kami meminta semua aktor Tunisia untuk menghormati Konstitusi, institusinya, dan supremasi hukum. Kami juga meminta mereka untuk tetap tenang dan menghindari segala bentuk kekerasan untuk menjaga stabilitas negara,” katanya, The New Arab melaporkan.
Tunisia menghadapi krisis terburuk dalam satu dekade demokrasi, Senin, setelah Presiden menggulingkan pemerintah dan membekukan parlemen, sebuah langkah yang dikecam sebagai kudeta oleh partai-partai utama, termasuk Islamis.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ini mengikuti kebuntuan berbulan-bulan dan perselisihan yang mengadu Presiden Saied dengan Perdana Menteri Hichem Mechichi, dan parlemen yang terfragmentasi ketika Tunisia semakin terpuruk ke dalam krisis ekonomi yang diperburuk oleh pandemi Covid-19.
Ketua Parlemen Rached Ghannouchi, ketua partai Islam moderat Ennahda yang telah memainkan peran dalam koalisi berturut-turut, mengecam Presiden dan menyebutnya sebagai serangan terhadap demokrasi.
Ia meminta rakyat Tunisia turun ke jalan sebagai oposisi menentang tindakan Presiden. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza