UE: Rencana Israel di Yerusalem Ancam Keseimbangan Agama

,   memperingatkan bahwa rencana ekspansionis Yahudi Israel di dan sekitar Yerusalem Timur yang diduduki, mengancam “mengubah secara permanen karakter banyak tempat suci dan merusak keseimbangan agama yang sudah ada,” kantor berita Anadolu melaporkan. Senin (11/12).

Dalam pernyataan bersama, Kantor Perwakilan Uni Eropa,  di wilayah pendudukan , Alexandre Stutzmann, dan kepala misi Uni Eropa di Yerusalem dan Ramallah, menyatakan mereka bertemu dengan perwakilan beberapa gereja Kristen di Bukit Zaitun.

“Bersama dengan tempat suci Yahudi dan Muslim, Bukit Zaitun adalah rumah bagi banyak komunitas Kristen dan tempat suci, yang terhubung dengan jalur ziarah Kristen,” kata pernyataan itu.

“Sejumlah proyek yang tertunda di dan sekitar Kota Tua Yerusalem mengancam akan mengubah secara permanen karakter sejumlah tempat suci dan merusak keseimbangan agama,” katanya, seraya memperingatkan bahwa proyek-proyek tersebut mencakup “perluasan Taman Nasional di Bukit Zaitun.” dan rencana untuk membangun kereta gantung di pusat bersejarah Yerusalem.

Baca Juga:  Komisi X DPR Minta Pemerintah Evaluasi Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen

“Melaksanakan rencana ini dapat berdampak buruk pada tempat-tempat suci, jalur ziarah, dan kelangsungan hidup komunitas Yerusalem. Hal ini akan menimbulkan ancaman serius terhadap status khusus Yerusalem dan juga terhadap hidup berdampingan secara damai ketiga agama monoteistik di Yerusalem,” ujarnya.

“Uni Eropa menyerukan ditegakkannya Status Quo, termasuk untuk situs suci umat Kristiani. Status dan karakter khusus Yerusalem dan Kota Tuanya, ruang sucinya yang tidak dapat diganggu gugat, dan kelangsungan hidup semua komunitasnya harus dilestarikan dan dihormati oleh semua orang,” tambahnya.

Israel baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menyita tanah gereja di Bukit Zaitun dengan dalih memperluas “Taman Nasional”.

Otoritas pendudukan Israel dalam beberapa hari terakhir juga memutuskan untuk mengevakuasi 30 keluarga dari rumah mereka di daerah Bab Al-Magharibah dekat Kota Tua, dan menyita tanah di mana rumah tersebut dibangun, untuk tujuan mendirikan stasiun kereta gantung.

Baca Juga:  Delegasi Media UEA Kunjungi MINA

Kereta gantung tersebut rencananya akan melalui rute dari Yerusalem Barat dan melakukan perjalanan ke Bukit Zaitun, area Gerbang Mughrabi dekat Tembok Buraq, yang oleh orang Yahudi disebut sebagai Tembok Barat atau Ratapan, berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa.

Struktur sistem transportasi akan didirikan di tanah Palestina, yang sebagian di antaranya adalah milik gereja. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.