Tel Aviv, MINA – Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk tidak menyerang Iran, Arab 48 melaporkan dikutip sumber diplomatik dari kedua negara.
Arab 48 mengutip pernyataan Kolumnis Al-Monitor Ben Caspit mengatakan, bahwa para pejabat intelijen dari Negara-negara Teluk, “kemungkinan UEA dan Arab Saudi,” melakukan perjalanan ke AS, dan meminta untuk tidak menyerang Iran.
Israel, menurut Al-Monitor, terlibat dalam menyampaikan pesan dari Negara-negara Teluk ke pemerintah AS pada menit-menit terakhir.
Membahas alasan ini, Ben Caspit mengatakan, Negara-negara Teluk takut membayar “harga tinggi” untuk serangan AS yang “relatif kecil”.
Baca Juga: Balas Trump, Cina akan Berlakukan Tarif 34% untuk Semua Barang AS
Arab 48 juga menunjuk analisis Israel sebelumnya menyatakan, bahwa Israel sengaja menahan diri untuk tidak mengomentari eskalasi AS di Teluk, karena peran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam mengadvokasi invasi AS ke Irak pada tahun 2003.
Arab 48 juga mencatat Netanyahu mengambil bagian dalam pertemuan Kongres sebelum invasi tahun 2003 dan mengklaim bahwa rezim Presiden Irak Saddam Hussein harus digulingkan karena sedang mengembangkan senjata nuklir.
Karena itu, Al-Monitor mengatakan, Netanyahu tidak ingin terlihat seolah-olah mendorong AS untuk melakukan aksi militer terhadap Iran, sebuah usaha yang bisa berhasil atau gagal.
Dalam konteks ini, Netanyahu telah berusaha untuk menjaga hubungannya dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton seminimal mungkin.
Baca Juga: Pengadilan Korea Selatan Kuatkan Pemakzulan Presiden, Yoon Suk Yeol Minta Maaf
Sumber setempat mengatakan, kepada Al-Monitor bahwa Netanyahu secara pribadi berharap bahwa Presiden Trump akan mengizinkan serangan terhadap Iran, tetapi menahan diri untuk tidak menyiarkan sentimen ini di depan umum. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia-India Selesai Latihan Militer Gabungan di Teluk Benggala