Abu Dhabi, MINA – Abu Dhabi menjadi tuan rumah untuk memperingati tentara Israel yang tewas. Ini adalah pertama kalinya acara semacam itu diadakan di negara Arab, menurut situs web Israel, Kan.
Acara berlangsung dalam bahasa Ibrani di Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, dan dipimpin oleh Duta Besar Israel untuk Abu Dhabi, Amir Hayek, MEMO melaporkan, Kamis (5/5).
“Di sini, di Abu Dhabi, kami akan menundukkan kepala dan menghormati mereka yang dalam kematiannya menginginkan kami hidup,” kata Hayek saat upacara tersebut.
“Dari sini, bersumpah untuk menjaga masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang, masa depan di mana tidak ada bangsa yang akan mengangkat pedang melawan bangsa lain, dan tidak ada lagi perang yang akan dipelajari,” tambahnya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
“Dari sini, dari Abu Dhabi, kami akan terus mengenang yang gugur. Kami akan terus mendampingi keluarga yang terluka dan yang ditinggalkan,” katanya.
Pada September 2020, UEA dan Israel menandatangani kesepakatan yang disponsori AS untuk menormalkan hubungan mereka.
Sejak itu, kedua negara bertukar kunjungan resmi oleh pejabat senior dan telah menandatangani puluhan perjanjian bilateral di berbagai bidang, termasuk investasi, layanan perbankan, dan pariwisata.
Tiga negara Arab lainnya, Bahrain, Maroko dan Sudan, bergabung dengan UEA dalam langkah kontroversial yang kemudian dikenal sebagai “Kesepakatan Abraham”.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Hayek kemudian mengatakan kepada Radio Tentara Israel bahwa dia diliputi emosi selama upacara tersebut. “Saya tidak ingat pidato di mana saya berhenti berkali-kali untuk mencerna, dan menghapus air mata kesedihan, harapan dan emosi,” katanya.
“Saya pikir kita perlu bekerja selangkah demi selangkah. Seorang ibu yang putranya terbunuh, tidak peduli apakah dia Yahudi, Kristen atau Muslim, itu menyakiti semua orang,” tambahnya.
Acara itu digelar setelah UEA memanggil duta besar Israel untuk memprotes pasukan pendudukan yang menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melukai lebih dari 150 warga Palestina.
Reem Bint Ebrahim Al Hashimy, Menteri Negara UEA untuk Kerjasama Internasional, menekankan perlunya “segera menghentikan peristiwa ini [dan] memberikan perlindungan penuh bagi jamaah,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Dia juga menyerukan penghormatan terhadap hak warga Palestina untuk menjalankan ibadah mereka dan menghentikan setiap praktik yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa. Selain itu, dia menyatakan keprihatinan atas eskalasi ketegangan yang mengancam stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”