Abu Dhabi, MINA – QuantLase Imaging Lab, cabang penelitian medis dari Abu Dhabi Stock Exchange yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi, IHC, mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan peralatan baru yang memungkinkan dilakukannya pengetesan massal secara lebih cepat, dengan hasil pengujian yang tersedia dalam hitungan detik dan memungkinkan pengujian pada skala yang lebih luas.
Teknologi ini akan memperkuat posisi Uni Emirat Arab (UEA) sebagai pusat penelitian dan inovasi, ketika para ilmuwan di seluruh dunia berebut untuk menciptakan metode pengujian yang lebih cepat bagi pasien yang diduga telah terinfeksi virus corona dan berpotensi mengidentifikasi pembawa sebelum mereka terinfeksi.
Terobosan ini akan memungkinkan ‘penyaringan skala besar’, mengubah seluruh dimensi pelacakan dan kecepatan yang dapat digunakan untuk mendekati tenaga kerja.
Abdul Rahman bin Mohammad bin Nasser Al-Owais, Menteri Kesehatan dan Pencegahan UEA, sebagaimana keterangan tertulis dari Kedutaan Besar UEA di Indonesia, Rabu (20/3), menyampaikan harapannya atas penemuan tersebut.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia mengatakan, pihaknya selalu mengikuti inovasi terkait dengan deteksi dini dan cepat COVID-19. Pemerintah UEA tertarik pada inisiatif yang membantu sistem perawatan kesehatan di UEA.
“Para pejabat kesehatan telah memantau dengan seksama kemajuan uji coba dengan QuantLase untuk menguji peralatan ini. Kami bangga melihat teknologi yang berfungsi dan yang akan membantu melindungi tim kami dengan lebih baik,” ujar Abdul Rahman.
Dr. Pramod Kumar selaku ketua tim peneliti di laboratorium yang telah mempelajari perubahan dalam struktur sel virus darah yang terinfeksi menjelaskan, peralatan yang menggunakan detektor CMOS membantu proses screening secara lebih besar dengan hasil tersedia dalam hitungan detik.
“Faktanya, teknik DPI (Diffractive Phase Interferometry) berbasis laser kami yang didasarkan pada modulasi fase optik, mampu memberikan tanda infeksi dalam beberapa detik. Terlebih lagi, upaya ini mudah digunakan, non-invasif dan berbiaya murah,” kata Kumar.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menurutnya, perangkat ini cocok untuk digunakan tidak hanya di rumah sakit dan tempat-tempat umum seperti bioskop dan pusat perbelanjaan, tetapi hanya dengan sedikit pelatihan, ia juga dapat digunakan untuk pengujian dan pemantauan internal.
“Kami percaya itu akan menjadi game-changer dalam menangani penyebaran coronavirus,” pungkas Kumar.
Dalam rangka menjelaskan peran penting kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI), dalam sistem diagnostik, Dr. Kumar mengatakan bahwa model analisis citra AI canggih berhasil memprediksi hasil setiap gambar dalam segi presisi, kecepatan, dan skala.
Ini sangat penting dalam program pengujian skala besar, di mana sejumlah besar gambar perlu dianalisis dengan akurat dan efisien.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Laboratorium ini menggunakan G42, perusahaan AI dan Cloud Computing terkemuka, untuk lebih meningkatkan program laser.
Nader Ahmed Al Hammadi, anggota Dewan Direksi IHC, mengomentari temuan tersebut.
“IHC dengan bangga memainkan peran dalam memberikan kontribusi pada upaya kuat yang dilakukan oleh pemerintah UEA dalam memerangi wabah Covid-19, terutama yang berkaitan dengan pengujian dan peningkatan kesadaran,” ujarnya.
Dr. Kumar menjelaskan, dengan 1.000 tes pertama, pihaknya menyempurnakan percobaan dan kemudian menerapkannya pada sisa percobaan.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Dia menambahkan, prosesnya melewati beberapa tahap, dan yang terbaru sedang diuji coba dalam skala besar, sejalan dengan prosedur pengujian saat ini.
Sejak deklarasi COVID-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global pada Maret 2020, para ilmuwan terus mencoba mengembangkan teknologi yang tidak hanya akan mengurangi waktu diagnosis, tetapi juga memungkinkan dokter untuk berkonsentrasi pada pasien berdasarkan kebutuhan.
Saat ini dibutuhkan beberapa jam untuk mendiagnosis kasus COVID-19.
Menurut Dr. Kumar, laboratorium berencana meluncurkan produk di pasar dalam beberapa bulan.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Sejauh ini, mesin telah menghasilkan hasil dengan akurasi tinggi dalam pengaturan kontrol optimal.
“Sejauh menyangkut deteksi tahap awal, teknik DPI kami mampu mendeteksi virus begitu sel darah terinfeksi. Tujuan kami adalah mencapai tingkat akurasi maksimum,” ujar Kumar.
Mencapai terobosan ilmiah yang berfokus pada kesejahteraan manusia adalah salah satu pilar Strategi Nasional untuk Inovasi Lanjutan yang diumumkan oleh pemerintah UEA sejak Februari 2018.
Strategi baru ini juga menyerukan kolaborasi dengan lembaga internasional terkemuka dan perusahaan yang berspesialisasi dalam bidang inovasi.(L/R1/P1)
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Mi’raj News Agency (MINA)