Abu Dhabi, MINA – Uni Emirat Arab (UEA) bergabung dengan dunia internasional pada Ahad (8/3) merayakan Hari Perempuan Sedunia, setiap 8 Maret, sebagai pengakuan atas peran aktif dan kontribusi perempuan terhadap pembangunan politik, budaya, sosial, dan ekonomi.
UEA telah mengambil sikap kuat dalam memberdayakan wanita, menetapkan standar baru berdasarkan model unik yang diambil dari visi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri UEA. Demikian keterangan dari Kedutaan Besar UEA di Jakarta yang diterima MINA, Ahad (8/3).
Pendekatan itu diambil dari peran alami para putri-putri UEA dalam visi kepemimpinan saat ini untuk masa depan perempuan sebagai mitra aktif dalam proses pembangunan negara dan memainkan peran vital dalam meningkatkan generasi masa depan.
Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Presiden Uni Emirat Arab, terus memelopori pemberdayaan dan mendorong perempuan untuk memegang beberapa posisi tertinggi di semua bidang.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Kaum perempuan di Uni Emirat Arab saat ini memegang portofolio jabatan menteri, di samping keanggotaan dalam Dewan Nasional Federal dan mewakili negara sebagai duta besar di negara-negara sahabat, di samping peran penting mereka dalam bidang peradilan.
Konstitusi juga mendukung partisipasi perempuan UEA dalam pengambilan keputusan sebagai komponen inti dari pemberdayaan ekonomi negara.
Pada 2012, Kabinet UEA mengadopsi keputusan yang mewajibkan pengangkatan perempuan di dewan direksi semua lembaga dan pemerintah, menetapkan proporsi perwakilan perempuan 15 persen di lembaga pemerintah.
Kaum perempuan sekarang menempati 15 persen dari tenaga kerja di sektor publik dan lima puluh persen dari anggota Dewan Nasional Federal.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Presiden UEA menegaskan, perempuan Emirati menempati 50 persen Dewan Nasional Federal negara itu memperkuat rencana negara itu menuju pemberdayaan penuh perempuan Emirat di seluruh sektor vital.
Keputusan itu bertujuan untuk lebih memberdayakan perempuan Emirat dan meningkatkan kontribusi mereka untuk pembangunan, sebuah pencapaian yang dicapai secara nasional dalam waktu singkat dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Kementerian Luar Negeri UEA dan Kerjasama Internasional telah mengambil langkah berbeda dan menunjuk delapan wanita Emirat sebagai duta besar dan diplomat untuk mewakili negara itu dalam forum internasional, seperti Hessa Abdullah Al Otaiba, Duta Besar UEA untuk Belanda dan Hanan Khalfan Alili, Dubes UEA untuk Latvia. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah