UEA Waspadai “Ketidakstabilan” Saudi Terkait Kasus Khashoggi

Abu Dhabi, MINA – Pemerintah (UEA) mewaspadai tentang “ketidakstabilan” terkait terbunuhnya wartawan Jamal di konsulat Saudi di Istanbul.

Pemerintah Riyadh menghadapi kritik keras atas penanganan kasus dibunuhnya wartawan yang kritis terhadap Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash pada Jumat (19/10) men-tweet bahwa Abu Dhabi “tegas” menentang “politisasi (kasus) dan upaya untuk mengguncang Arab Saudi.”

“Dari perspektif (UEA), keamanan, stabilitas, dan peran kawasan di lingkungan internasional bergantung pada Arab Saudi dengan semua beban politik, ekonomi dan agama yang dibawanya,” kata tweet dari Gargash, demikian The New Arab melaporkan.

“Dalam pengertian ini, perlu dibedakan antara pencarian kebenaran dan kepentingannya,” tambahnya.

Dukungan itu muncul menyusul klaim media Saudi bahwa Riyadh dapat membahayakan ekonomi global.

Sumber intelijen Turki telah membocorkan laporan ke media tentang keadaan dugaan kematian Khashoggi.

Sejumlah sekutu Saudi di Barat telah memboikot sebuah forum investasi di Riyadh akhir bulan ini yang diselenggarakan oleh Putra Mahkota.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil sikap keras terhadap Saudi pada Kamis (18/10), memperingatkan bahwa akan ada respon kuat dari Washington jika Riyadh ditemukan berada di balik kejahatan itu.

Bin Salman adalah teman dekat dan sekutu pemimpin de facto UEA Mohammed bin Zayed.

Kedua negara terlibat dalam perang di Yaman dan memimpin blokade terhadap Qatar tahun lalu. (T/RI-1/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)