Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UIN JAKARTA BUKA PUSAT STUDI BETAWI

Fauziah Al Hakim - Rabu, 30 September 2015 - 00:50 WIB

Rabu, 30 September 2015 - 00:50 WIB

352 Views ㅤ

UIN Jakarta
<a href=

UIN Jakarta" width="300" height="199" /> UIN Jakarta

Jakarta, 16 Dzulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Pusat Studi Betawi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta diluncurkan, Rabu,  di Gedung National Information and Communication (NICT) Ciputat, Tangerang Selatan.

Peluncuran pusat studi yang diiringi saresehan bertema “Mempererat Ukhuwah Memperkokoh Jati Diri Bangsa Melalui Cinta Budaya” diharap mengkontribusikan riset tentang kebudayaan masyarakat Betawi, Laman Resmi UIN Jakarta yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Pusat Studi Betawi mennjelaskan, beberapa tokoh yang memiliki hubungan erat dengan kultur Betawi dijadwalkan menjadi narasumber sarasehan, diantaranya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Dr. H. Saefullah, M.Pd, Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan Prof. Dr. Bahrullah Akbar MBA CMPM, Tokoh Masyarakat Betawi Mayor Jenderal (Purnawirawan) H. Nachrowi Ramli SE, Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Jakarta Prof Dr Murodi MA, dan Direktur Utama PSB Prof Dr Ahmad Rodoni MM.

Betawi merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia, yang merupakan penduduk asli Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Lance Castles dalam penelitiannya yang bertajuk The Ethnic Profile of Jakarta (Ithaca: Cornell University, April 1967) menyebutkan suku ini terbentuk sebagai hasil peleburan berbagai kelompok etnis yang mendiami wilayah Batavia sekitar pertengahan abad 19 M seperti Sunda, Melayu, Jawa, Bugis, Makasar, dan Ambon.

Pendapat Castles ini didasarkan empat sketsa sejarah pembentukan Betawi. Pertama,Daghregister, yaitu catatan harian 1673 yang dibuat Belanda yang berdiam di dalam kota benteng Batavia. Kedua, catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada 1815. Ketiga, catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie 1893 dan keempat, sensus penduduk yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda 1930.

Sebagai suku dengan latar belakang beragam, Betawi tumbuh sebagai suku dengan kekayaan seni budaya yang menggambarkan pengaruh beragam. Seni musik misalnya, Betawi memiliki Gambang Kromong yang dipengaruhi musik Tionghoa,Rebana yang dipengaruhi Arab, orkes Samrah sebagai pengaruh Melayu, Keroncong Tugu sebagai pengaruh Portugis-Arab, dan Tanjidor sebagai pengaruh Belanda.

Dalam seni drama, Betawi memiliki drama tradisional bernama Lenong dan Tonil. Dua drama tradisional dipentaskan dengan gambaran kehidupan sehari-hari rakyat Betawi sebagai ide cerita diselingilagu, pantun, lawak, dan lelucon jenaka.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Beberapa tokoh juga banyak bermunculan dari Suku Betawi. Di bidang seni muncul beberapa tokoh populer seperti almarhum Benyamin Sueb, almarhum Ismail Marzuki, Haji Bokir, Mandra, dan Mastur. Di bidang pemerintahan muncul tokoh seperti Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta 2007-2012, sekarang Dubes RI untuk Jerman).

Sedangkan di bidang keagamaan tokoh ulama Betawi Syekh Junaid Al Betawi, Guru Marzuki, Guru Mughni, Guru Mansur, Guru Majid, Guru Mahmud dan Guru Khalid. Belakangan muncul mubaligoh Hj Tuty Alawiyah dan Dai Sejuta Umat (alm.) KH Zainuddin MZ. (T/P006/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://uinjkt.ac.id/id/besok-pusat-studi-betawi-uin-jakarta-diluncurkan/

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Indonesia
Kolom