Jakarta, 10 Rabiul Awwal 1438/10 Desember 2016 (MINA) – Upaya untuk menjadikan Universitas Islam Negeri (UIN) sebagai universitas bertaraf internasional (world class university) terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggelar event kependidikan bertaraf internasional.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bekerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan BAN-PT akan menggelar konferensi internasional penjaminan mutu pendidikan Islam.
Rektor UIN Malang, Mudjia Rahardjo dalam keterang pers Kemenag yang dikutip MINA, Sabtu (10/12), menyebutkan bahwa konferensi ini akan digelar pada 17-20 Desember 2016 mendatang di Malang.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Konferensi ini merupakan gelaran ketiga setelah sebelumnya diselenggarakan pada 2014 dan 2015. Adapun tema konferensi tahun ini adalah The Quality Assurance of Islamic Higher Education Enhancement Through Key Performance Indicators.
Selain peserta dari Indonesia, akan hadir juga undangan dari perwakilan 11 negara, yaitu: Bangladesh, Pakistan, Jordan, Saudi Arabia, Nigeria, Sudan, Uganda, Sinegal, Malaysia, dan Turki.
Mudjia menjelaskan, penyelenggaraan konferensi ini dilatarbelakangi kesadaran bahwa tantangan terbesar negara-negara Islam, termasuk Indonesia, dalam membangun dan menjaga keberlanjutan pendidikan tinggi di era global ini adalah bagaimana menentukan tata kerja yang tepat untuk mendukung perguruan tinggi dan memosisikan diri sejajar dengan universitas-universitas terkemuka di dunia.
Untuk mencapai hal tersebut, lanjutnya, segenap sistem nilai yang menjadi kunci dalam pencapaian tingkatan sebagai universitas bertaraf internasional harus dikembangan dengan sungguh-sungguh.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Globalisasi menuntut perguran tinggi memikirkan relevansi, kualitas, dan tata kelola guna menjaga eksistensi institusi dalam dunia yang semakin dinamis. Derasnya arus globalisasi, menghadapkan pendidikan tinggi di negara-negara berkembang pada tantangan yang semakin berat. Perguruan tinggi dituntut mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, serta infrastruktur, dan sistem pendanaan dalam mendukung operasionalisasi kegiatan,” paparnya.
Negara-negara Islam yang tergabung dalam organisasi OKI, tambahnya, telah memberikan perhatian serius pada pengembangan dan kerjasama dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.
Melalui organisasi ISESCO, telah disusun Key performance Indicators (KPIs) bagi universitas di negara-negara Islam. KPIs tersebut digunakan untuk mengekspresikan secara kuatitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi perguruan tinggi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan institusi.
“Jadi jelas bahwa KPIs merupakan kriteria yang dapat kita gunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian pendidikan tinggi Islam di Negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Selain itu, lanjutnya, revolusi teknologi informasi dan komputer yang banyak menyediakan kemudahan bagi sivitas akademika dalam menjalankan tugasnya, pada beberapa kasus juga menimbulkan masalah. Komputer, gadget, dan internet memang berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Tetapi, perangkat teknologi itu juga memicu kecanduan (addicted) bagi sebagian mahasiswa.
Karena itu, jelasnya, akan ada tiga isu utama yang dibahas dalam seminar internasional tersebut, yaitu: Implementasi Key Performance Indicators di perguruan tinggi Islam di Indonesia, Pengembangan strategi kemitraan dalam meningkatkan penjaminan mutu di perguruan tinggi Islam, dan Peran perguruan tinggi Islam dalam menghadapi kecanduan teknologi.
Forum ini diharapkan mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi KPIs pada perguruan tinggi di Negara-negara Islam serta akan ada rumusan indikator nilai-nilai keislaman untuk mengukur level keislaman dalam manajemen perguruan tinggi.
“Kami berharap seminar ini menghasilkan bentuk dan model kerja sama strategis antar perguruan tinggi di Negara-negara Islam dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi,” tutupnya. (T/ima/P2)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)