Ngawi, MINA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir melakukan uji coba rumah tahan gempa dan kebakaran yang terbuat dari bahan Unplasticized Poly Vinyl Chloride (UPVC), di Ngawi, Jawa Timur.
Rumah ini juga dapat dibangun dalam waktu empat jam dan rencananya akan dikembangkan di daerah rawan gempa.
“Rumah ini akan kami kembangkan di Lombok dan Palu dengan pembangunan hunian tetap, untuk harga dari setiap unit rumah tersebut berbeda beda, mulai dari harga Rp. 60 juta sampai dengan Rp. 100 juta, tergantung tipe dari rumah yang akan di pesan. Dengan itu masyarakat bisa lebih hemat, karena yang kita tahu bahwa hunian tetap yang biasanya jauh dari angka harga tersebut,” ujar Menristekdikti pada Jumat (27/9), Ngawi.
Menurutnya, masyarakat lebih cepat dan lebih hemat dengan membangun rumah tahan gempa, baik sebelum gempa terjadi maupun setelah gempa.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
“Indonesia merupakan negara dengan ring of fire, merupakan negara yang rentan akan potensi gempa, maka bangunan seperti ini yang kita butuhkan untuk meminimalisir korban yang tertimbun oleh material,” ujarnya.
Selain karena cepat dan terjangkau, bahan rumah ini juga ramah lingkungan karena dapat menggantikan pohon sebagai bahan baku pembuatan rumah.
UPVC yang digunakan untuk rumah tahan gempa ini diteliti dan diujicoba oleh Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta diproduksi oleh PT Terryham Proplas Indonesia (TPI) dengan merk KENDS UPVC.
UPVC yang dijadikan bahan bangunan ini tahan panas sampai 220 derajat Celcius, sehingga UPVC ini dapat digunakan sebagai bahan pembangun rumah yang tahan kebakaran dan tahan gempa dengan tembok, partisi, pintu, dan jendela menggunakan UPVC serta tiang dan atapnya menggunakan baja ringan. (R/R10/P1)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Mi’raj News Agency (MINA)