Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UKRAINA DAN RUSIA SETUJU GENCATAN SENJATA

Rudi Hendrik - Selasa, 1 Juli 2014 - 01:12 WIB

Selasa, 1 Juli 2014 - 01:12 WIB

932 Views

Presiden Ukraina Petro Poroshenko (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). (Gambar: Jacek Turczyk/EPA)
Presiden Ukraina <a href=

Petro Poroshenko (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). (Gambar: Jacek Turczyk/EPA)" width="300" height="180" /> Presiden Ukraina Petro Poroshenko (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). (Gambar: Jacek Turczyk/EPA)

Paris, 3 Ramadhan 1435/1 Juli 2014 (MINA) – Presiden Perancis mengatakan, Presiden Rusia dan Ukraina telah menyepakati memperpanjang gencatan senjata antara Kiev dan milisi pro-Kremlin.

Kantor Presiden Perancis mengatakan, dalam telekonferensi empat arah hari Senin (30/6),  Vladimir Putin dan Petro Poroshenko setuju untuk bekerja dalam “penerapan kesepakatan gencatan senjata bilateral antara pemerintah Ukraina dan oposisi”.

“Para pemimpin berbicara mendukung penyelenggaraan putaran ketiga konsultasi antara perwakilan dari Kiev dan wilayah tenggara,” kata pemerintah Kremlin dalam sebuah pernyataannya, demikian Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA.

Gencatan senjata antara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia akan berakhir Senin malam. Namun, Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah memperpanjang gencatan senjata dari tujuh hari menjadi 10 hari sebagai bagian dari rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 400 orang sejak April lalu.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Lima tentara Ukraina telah tewas dalam bentrokan di timur dan kameramen TV nasional Rusia juga ditembak mati saat ia melaporkan di kota Donetsk.

“Mereka juga sepakat untuk bekerja dalam pembebasan sandera dan tahanan serta organisasi,” kata Presiden Perancis dalam pernyataannya.

Krisis Krimea 2014 dimulai pada masa setelah Revolusi Ukraina 2014 dan berpusat di semenanjung Krimea Ukraina, yang lebih dari setengah penduduknya adalah etnis Rusia. Pada bulan Februari 2014, pemerintah nasional pro-Rusia di Ukraina digulingkan dan diganti dengan satu menginginkan hubungan lebih dekat dengan Uni Eropa. Ketegangan meningkat antara Euromaidan pro-Eropa dan gerakan rakyat anti-maidan pro-Rusia didorong oleh media Rusia menghadirkan pemerintah Ukraina baru sebagai “fasis” dan “anti-Rusia” dalam referensi untuk Sektor Kanan dan Svoboda.[1][2][3][4]

Pada 6 Maret 2014, Parlemen Krimea memilih untuk meminta Rusia untuk re-unifikasi, yang jika diberikan oleh Rusia kemudian akan disampaikan kepada pemilih Krimea pada tanggal 16 Maret 2014. (T/P09/P04)

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Palestina
Palestina