Kiev, MINA – Harga minyak dunia melonjak sekitar dua persen setelah serangan pesawat nirawak Ukraina memicu kebakaran besar di terminal ekspor bahan bakar Ust-Luga Rusia dan memperparah kerusakan di kilang minyak Novoshakhtinsk yang telah terbakar selama empat hari berturut-turut.
Mengutip Arabnews, Selasa (26/8), minyak mentah Brent berjangka ditutup naik USD1,07 atau 1,58 persen menjadi USD68,80 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD1,14 atau 1,79 persen menjadi USD64,80 per barel.
Serangan ini menjadi bagian dari peningkatan serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia yang dinilai berpotensi mengganggu pasokan global. Kilang Novoshakhtinsk, yang terutama mengekspor bahan bakar dengan kapasitas lima juta metrik ton minyak per tahun atau sekitar Rp100 ribu barel per hari, menjadi salah satu target utama.
Di sisi lain, dampak pasar dari potensi gangguan pasokan Rusia masih diimbangi oleh keputusan OPEC+ yang membatalkan serangkaian pemangkasan produksi, menambah jutaan barel ke pasar. Delapan anggota kelompok eksportir minyak itu dijadwalkan menggelar pertemuan pada 7 September untuk membahas kebijakan suku bunga lebih lanjut.
Baca Juga: Pakistan Hadapi Ancaman Wabah Penyakit Pascabanjir
Sementara itu, risiko geopolitik semakin meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia apabila tidak ada kemajuan menuju perdamaian di Ukraina dalam dua minggu mendatang. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tinggi pada India jika terus membeli minyak Rusia.
AS saat ini tengah berupaya menengahi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia guna mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga setengah tahun. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Serukan Sanksi Paling Berat terhadap Israel