Kiev, 16 Rajab 1435/15 Mei 2014 (MINA) – Pemerintah Ukraina telah mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh politik dan pimpinan-pimpinan daerah yang ingin tetap bergabung dalam negara Ukraina, tentang desentralisasi kekuasaan sebagai bagian dari rencana perdamaian yang didukung Eropa.
Presiden Sementara Oleksander Turchynov membuka pembicaraan di Kiev pada Rabu (14/5) dengan mengatakan Kiev siap untuk mendengarkan oposisi pro-Rusia di timur, tetapi tidak akan tunduk pada bentuk pemerasan.
Pertemuan para pemimpin tokoh politik dan pejabat pemerintah daerah itu tidak dihadiri fihak-fihak separatis pro-Rusia yang telah menyatakan kemerdekaan di dua wilayah timur, Al Jazeera yang dikutip MINA.
Pembicaraan itu merupakan bagian dari rencana perdamaian yang disusun oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), sebuah kelompok keamanan dan hak-hak trans-Atlantik yang mencakup Rusia dan Amerika Serikat.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Tetapi pembicaraan itu juga membutuhkan kehadiran kelompok-kelompok anti-Kiev.
Perdana Menteri Sementara Arseniy Yatsenyuk mengucapkan terima kasih kepada OSCE atas upayanya, namun dia mengatakan Pemerintah Ukraina memiliki rencana sendiri untuk mengakhiri krisis.
“Orang-orang dengan senjata di tangan yang melancarkan perang terhadap negara mereka sendiri dan didikte oleh kehendak negara tetangga, akan menjawab di hadapan hukum. Kami tidak akan menyerah pada pemerasan,” kata Turchynov ketika membuka pembicaraan Rabu.
“Kami siap mendengarkan orang-orang dari timur, tetapi mereka tidak harus menembak, menjarah atau menduduki gedung-gedung pemerintah.”
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Banyak separatis di timur mengabaikan pembicaraan meja bundar sebagai hal yang berarti.
“Pemerintah di Kiev tidak mau mendengarkan orang-orang dari Donetsk,” kata Denis Patkovski, anggota kelompok bersenjata pro-Rusia di Slovyansk, yang telah mengalami beberapa pertempuran paling intens dalam beberapa pekan terakhir. “Mereka hanya datang ke sini dengan senjata mereka.”
Sementara itu, dalam wawancara dengan televisi Bloomberg, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendesak agat separatis dimasukkan dalam pembicaraan meja bundar.
“Kami percaya bahwa untuk membuat dialog nasional ini berhasil, sangatlah penting menjamin partisipasi yang sama dari seluruh wilayah Ukraina,” katanya.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Ukraina dan Barat telah menuduh Moskow mengobarkan kerusuhan di timur Ukraina, di mana kelompok-kelompok bersenjata telah menyita gedung administrasi, melawan pasukan pemerintah dan menyatakan kemerdekaan bagi daerah Donetsk dan Luhansk setelah pemungutan suara yang diadakan pemerintahan sendiri pada akhir pekan lalu.
Para pemimpin yang telah mendeklarasikan daerahnya sendiri juga mengatakan bahwa pemilihan presiden 25 Mei yang direncanakan, tidak akan terjadi di “negara-negara baru merdeka”.
“Ketika Ukraina membunuh warga Ukraina, saya percaya ini semakin dekat dengan perang saudara,” kata Lavrov.
Pasukan Ukraina telah ditugaskan melawan serangan separatis dan puluhan orang telah tewas dalam pertempuran di timur. (T/P09/IR).
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis