ULAMA ACEH: BERHENTI MENYALAHKAN SESAMA MUSLIM

Tgk. Rusli Daud.(Foto: KWPSI)
Tgk. Rusli Daud.(Foto: KWPSI)

Banda , 23 Rabi’ul Awwal 1437/3 Januari 2016 (MINA) – Umat ibarat tubuh yang satu yang harus menjaga kasih sayang dan persaudaraan antara satu dengan yang lainnya.

Oleh karenanya, di antara sesama umat Islam yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala haruslah saling menguatkan, jangan ada yang menyalahkan sesamanya, tidak saling mendengki dan membenci, serta tidak saling mengkhianati dan menjatuhkan.

Tgk. Rusli Daud S.Hi, Pimpinan Dayah Mishrul Huda Malikussaleh, Gampong Lamjamee mengatakan, hal itu merupakan salah satu dari sifat Rasulullah yang harus diikuti oleh umatnya sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Fath ayat 29.

Menurutnya, saat ini umat Islam khususnya di Aceh sedang memasuki bulan memperingati maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dan melalui peringatan tersebut juga harus mampu mencontoh Rasulullah.

“Kita jangan hanya menjadi pelaksana maulid Nabi saja tiap tahun, ‎tapi kita harus bisa meng-copy paste akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya jadi maulidiun saja. Tiap tahun peringati maulid, tapi akhlak‎ Rasulullah belum mewarnai diri kita sebagai umatnya,” ujar Tgk. Rusli Daud, demikian keterangan pers Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (3/1).

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul (PWNU) Kota Banda Aceh itu mengungkapkan, jika ingin Aceh maju dan berhasil dalam berbagai bidang, maka hal terpenting yang perlu menjadi perhatian bersama adalah umat Islam di Aceh jangan lagi saling tuding sesamanya untuk menjatuhkan antara satu dengan lainnya.

“Silahkan kita introspeksi kekurangan dan kesalahan diri kita masing-masing, mulai lah dari diri kita, mari kita perbaiki anak-anak kita, keluarga kita dan orang terdekat dengan kita, jangan terus menuduh orang lain salah dan tidak benar. Karena jika demikian, hidup tidak berkah karena kita terlalu sering melihat aib orang lain sehingga lupa kesalahan sendiri,” jelasnya.

Ulama muda yang akrab disapa Waled Rusli ‎ini juga menyampaikan, ada enam ciri umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menurut QS. Surat Al-Fath: 29, yang harus dimiliki umat Islam di daerah ini.

‎Pertama, Asyiddaa’ Alal Kuffar (Bersikap keras terhadap orang-orang kafir). Islam mengajarkan agar umatnya mempunyai sifat tegas kepada orang kafir dalam masalah aqidah/keyakinan tidak ada kompromi dalam beraqidah dan berkeyakinan.

Di samping masalah keyakinan, umat Islam hendaknya tegas kepada budaya dan prilaku orang kafir yang sekiranya bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab tidak sedikit budaya dan prilaku kita kadang-kadang meniru budaya dan prilaku orang kafir. Seperti cara barpakaian, mode pakaian itu sendiri, perayaan-perayaan atau pesta dan lain sebagainya.

“Kita mungkin akan menolak dengan keras, ketika kita ditawari (diajak) beribadah seperti ibadah orang lain, tetapi kadang-kadang kita tidak terasa akidah kita sudah digerogoti oleh budaya-budaya orang kafir melalui tontonan, mode berpakaian dan lain sebagainya,” sebutnya.

Kedua,‎ Ruhamaa’ Bainahum (Berkasih sayang terhadap sesama ). Orang Islam harus mempunyai rasa kasih dan sayang sesama Muslim, mempunyai rasa senasib sepenanggungan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang Islam lainnya karena kita adalah bersaudara. Bahkan Rasulullah pernah mengancam, ”Tidak dikatakan orang itu beriman jika belum mampu mencintai orang lain sama seperti mencintai dirinya sendiri.”

“Perasaan belas dan kasih sayang adalah sesuatu yang teramat penting karena merupakan buah daripada keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita lihat fenomena di masyarakat kita, kasih dan sayang sudah mulai pudar. Terbukti sesama Muslim saling menyalahkan dan melecehkan sesama,” terangnya.

Ketiga, Tarahum Rukka’an Sujjada‎ (Kamu melihat mereka rukuk dan sujud serta mantap dalam beribadah).‎ Orang Islam tidak cukup hanya pandai berdebat, pandai keilmuan saja tetapi hampa dalam prilaku ibadah, ruku dan sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Iman perlu dibuktikan dengan prilaku ibadah baik yang wajib maupun sunnah.

Keempat, Yabtaghuna Fadlan Minallah Wa Ridwana (Selalu mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya).

Begitu juga seorang mukmin, apapun yang diperbuat tujuannya hanya mencari ridha Allah SWT, baik dalam beribadah, bekerja mencari rezeki dan lainnya.

‎Ciri umat Nabi Muhammad SAW kelima adalah Simahum Wujuhihim Min Atsaris Sujud (Berprilaku baik, tawadu dan santun sebagai pengaruh positif dari beribadah).

Di antara salah satu hikmah yang dapat diambil dari peringatan Maulid Nabi SAW adalah ada 5 ciri yang menjadikan seorang muslim dapat diakui menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Ini teramat penting karena kita bisa saja mengaku menjadi umat Nabi SAW tetapi pertanyaannya apakah Nabi kita mengakui atau tidak jika kita menjadi umat beliau.

“Mari bentuk akhlak kita dengan meng-copy paste akhlak Rasul. Hanya orang yang berharap pahala Allah yang mengidolakan Rasul dan pengampunan hari akhirat. Karena kalau tidak berharap pahala, mungkin kita akan lebih mengidolakan artis atau bintang sepakbola seperti Ronaldo atau Messi,” ungkapnya.(L/R05/R01)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.