Cileungsi, Bogor, MINA – Ulama dan Akademisi asal Nigeria Dr. Ahmed Abdul Malik merekomendasikan lima aksi yang dinamakan Ubuntu dalam melawan Apharteid Israel terhadap warga Palestina.
Menurut cendikiawan Afrika itu, Ubuntu ialah falsafah etika atau humanisme yang tertumpu kepada kesetiaan dan perhubungan sesama insan. Nama Ubuntu berasal dari bahasa-bahasa Bantu di Afrika Selatan. Ubuntu dilihat sebagai konsep Afrika yang klasik.
Kehadiran ubuntu masih menjadi rujukan luas di Afrika Selatan, lebih dari dua dekade setelah berakhirnya apartheid di sana.
“Ubuntu dapat menjadi sebuah prinsip yang dapat dilakukan dalam mendukung pembebasan Al-Aqsa dan Palestina,” katanya di acara webinar Internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG), dengan tema “Menggalang Kerjasama Universal dalam Mendukung Pembebasan Al Aqsa dan Palestina,” Sabtu (3/4).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dia menjalaskan lima aksi Ubuntu yakni pertama, kita harus mendengar dengan belajar. Kedua, harus mengambil aksi dalam bidang ekonomi.
Ketiga, memberikan pernyataan dukungan penuh terhadap perjuangan pembebasan Al-Aqsa. Keempat, kita harus bergabung memperjuangan hak-hak rkyat Palestina di tingkat nasional dan internasional.
Kemudian, kelima harus menjadi penasihat hukum bagi kepentingan rakyat Palestina.
“Saya harap masyarakat dunia dapat bersatu di bawah prinsip-prinsip Ubuntu, dalam melawan apharteid Israel terhadap Palestina sebagaimana Apartheid di Afrika Selatan berakhir,” harap Dr. Ahmed
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Dan rekomendasi ini, semoga dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina demi meraih kemerdekaannya,” tambahnya.
Ahmed juga menyerukan adanya penyebarluasan kesadaran tentang penjajahan Israel di Palestina dan Masjid Al-Aqsa kepada masyarakat di Afrika.
“Jika memungkinkan dapat membentuk Solidaritas Afrika untuk Pembebasan Al-Aqsa (ASLA). Karena kebanyakan orang Afrika belum tahu tentang apartheid Israel dan pelanggaran hak asasi manusia di sana (Palestina),” pungkasnya.
Menyambut miladnya yang ke-13, Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) menggelar Webinar Internasional, yang menjadi bagian dari rangkaian acara Taklim Pusat Virtual Jama’ah Muslimin (Hizbullah) pada Ahad (4/4).
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Di masa sebelum pandemi Covid-19, Tabligh Akbar, biasanya diadakan secara terpusat di satu tempat seperti Cileungsi dan Muhajirun, yang dihadiri jamaah dari seluruh tanah air dan luar negeri.(L/Hju/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant