Jakarta, 25 Dzulhijjah 1436/9 Oktober 2015 (MINA) – Ulama Afrika Selatan, Syaikh Maulana Muhammed Azeem Khatieb, menyatakan keinginannya untuk dapat belajar lebih banyak tentang Islam di Indonesia.
Hal itu ia katakan dalam pertemuan dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah Indonesia, Syaikh Yakhsyallah Mansur di Jakarta, Jumat (9/10). Pondok pesantren ini memiliki 25 cabang di berbagai daerah di Indonesia.
“Saya sangat bahagia bisa bertemu dengan anda dan ingin bisa belajar tentang Islam lebih mendalam kepada umat Islam Indonesia,” katanya.
Ulama yang juga menjadi koordinator Muslim Yudicial Council di Cape Town itu juga terkesan dengan hangatnya penyambutan yang diberikan Muslim Indonesia kepadanya.
Baca Juga: Muasal Kupiah Tungkop Ciri Khas Teuku Umar Pahlawan Aceh
“ Saya sangat terkesan dengan penyantunan Muslim Indonesia. Hal itu semakin memperkuat keinginan saya untuk dapat belajar lebih mendalam tentang Islam yang terkenal damai di Indonesia,” ungkap ulama yang tinggal di Cape Town itu.
Sementara itu, Yakhsyallah Mansur yang juga Imaamul Muslimin, mengatakan hubungan umat Islam Indonesia dengan Muslim Afrika Selatan sudah terjalin sejak lama, yang dibuktikan dengan adanya para ulama asal Indonesia yang berdakwah di negara kaya itu.
Rencananya, Khateeb akan tinggal di Indonesia selama tiga bulan. Belajar tentang Islam, ingin mengenal Islam di nusantara dan belajar pola pendidikan di pondok pesantren.
Yayasan Pendidikan Islam Al Fatah menjadi salah satu tujuannya.
Baca Juga: Pemkot Jambi Razia STNK Bermotor, 21-29 April Mendatang
Hubungan diplomatik RI dan Afrika Selatan disepakati pada Agustus 1994 segera setelah negara itu merdeka. Kedutaan Besar Afrika Selatan di Jakarta didirikan pada Januari 1995, dan Indonesia membuka Kedutaan Besar-nya di Pretoria pada 1995.
Meskipun hubungan diplomatik resmi baru dibangun pada 1990an, hubungan sejarah antara Indonesia dan Afrika Selatan bermula pada abad ke-17.
Pada 1693, Sheikh Yusuf dari Makassar diasingkan ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan karena keterlibatannya dalam pemberontakan terhadap Hindia Belanda yang dipimpin oleh Sultan Banten Ageng Tirtayasa’. Pada waktu itu, Tanjung Harapan (sekarang kota Cape Town) juga dijajah Hindia Belanda (yang berpusat di Batavia, atau Jakarta).
Kedatangan Yusuf di Tanjung Harapan mendorong terbentuknya komunitas Muslim Melayu di Afrika Selatan, terutama sekali karena kota tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan untuk orang-orang politik yang diasingkan dari Hindia Belanda.(L/P008/R03/P2)
Baca Juga: Mendiktisaintek: Tak Ada Toleransi Terhadap Kekerasan Seksual di Pendidikan Kedokteran
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)