Jakarta, MINA – Ulama Amerika Serikat, Sheikh Dr. Imam Mohamad Bashar Arafat mengatakan, negara-negara Barat sedang haus mencari informasi tentang Islam.
“Barat sedang mencari informasi Islam, jadi Anda harus belajar bahasa Inggris agar dapat berdakwah ke sana. Apalagi jika hafal Al-Quran dan qiraatnya bagus. Tinggal kuasai bahasa Iggris dengan baik,” ujar Bashar Arafat dalam kunjungannya ke Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Sheikh Bashar mengatakan, kemampuan bahasa Inggris baik tulisan maupun bicara sangatlah penting dalam berdakwah, terutama di negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat.
Ulama kelahiran Damaskus itu mengisahkan pengalaman pribadinya, berkat kemampuan bahasa Inggrisnya diberi kemudahan dalam berdakwah di Amerika Serikat, dan diberi kepercayaan sebagai imam dan khatib masjid. Kini ia dipercaya sebagai Presiden Dewan Urusan Islam Maryland, salah satu negara bagian di AS.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Sheikh Bashar kemudian mendirikan organisasi nirlaba Civilizations Exchange and Cooperation Foundation (CECF) tahun 2000, dan terdaftar di Negara Bagian Maryland, AS.
Dalam mengembangkan dakwah Islam, lembaganya bekerjasama dengan beberapa lembaga pemerintah dan swasta, termasuk dengan State Department dan Kedubes AS terkait Diplomasi Religious.
Ia berharap ulama-ulama Indonesia dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya agar dakwahnya dapat diterima oleh masyarakat Barat, dan dapat bekerjasama dengan lembaganya.
“Selama di AS, saya belum melihat delegasi ulama Indonesia. Jika ada ulama Indonesia datang ke layanan kami, tiga bulan di Amerika Serikat, dapat kami fasilitasi untuk memberi kuliah di berbagai universitas di Washington, New York, dan Texas. Mungkin ada delegasi ulama Indonesia tetapi saya belum melihatnya,” ujarnya.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Selain kemampuan bahasa Inggris, Sheikh Arafat juga menekankan agar para ulama memahami tentang budaya di Amerika Serikat. Hal itu penting, agar dakwah tentang Islam bisa diterima di negara yang memiliki banyak keragaman, lanjutnya.
Ia menyarankan kepada lembaga-lembaga dakwah dan Pesantren yang marak di Indonesia, tidak hanya memiliki budaya agama di Indonesia, tetapi juga bagaimana belajar memahami Budaya Barat.
Sheikh Dr. Imam Mohamad Bashar Arafat, yang juga pendiri Al Basheer Seminary tahun 2014, mulai melakukan program untuk berbagai kedutaan di seluruh dunia.
Salah satu program adalah Sekolah Diplomasi Agama untuk Pengembangan Kepemimpinan dan Kerja Sama Global.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Ia bersama timnya melatih bagaimana seorang ulama dan imam masjid menjadi pemimpin global, bukan sekadar pemimpin lokal.
Hadir memberikan sambutan penerimaan tamu, Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud, dan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) MUI Dubes Bunyan Saptomo. (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA