Lampung Selatan, 29 Dzulqa’dah 1436/13 September 2015 (MINA) – Ulama Indonesia, Ustadz KH Umar Rasyid mengajak seluruh umat Islam untuk mengevaluasi pola jihad yang selama ini dilakukan. Apakah sudah sesuai dengan ketentuan Allah yang diharapkan keutamaannya.
Hal ini disampaikan Umar saat menjadi pemateri di Tadrib (Pendidikan dan Pelatihan) Duta Al-Quds oleh Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung di Aula Maktab Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan, Sabtu, (12/9).
“Kalau dengan adanya jihad semakin merusak, ekonomi hancur dan tidak bisa mengatasi problem yang terjadi pada umat maka pasti ada yang salah, mungkin kita berjihad dengan cara yang tidak tepat, “ ujarnya.
Menurutnya, keutamaan jihad bagi umat Islam adalah mengharapkan ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka pola dan cara yang ditempuh harus sesuai dengan yang diinginkan Allah.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Lebih lanjut, Umar menekankan pentingnya Umat Islam memaknai jihad sebagai cara untuk memperbaiki porak-porandanya alam semesta akibat manusia.
“Jadikan diri kita pencari jalan keluar, berkontribusi memperbaiki kerusakan alam, mengubah kondisi mengembalikan kepada kebaikan. Ikhlas punya planing target pencapaian dalam berjihad, dengan ikhlas akan berbuah hasil, dengan atur strategi sehingga problem umat Islam dapat teratasi, “ katanya.
Terkait target utama umat Islam untuk memfokuskan jihad kepada pembebasan Masjid Al-Aqsha, Umar berpendapat terdapat keutamaan untuk memperhatikan kiblat pertama umat Islam ini.
“Ini merupakan planing Allah yang diatur, ketika alam raya dibangun jangan dirusak oleh manusia, faktanya, tempat yang diistimewakan oleh Allah, Masjid Al-Aqsha dirusak oleh manusia, lalu apa planing kita. Kiblat jihad harus kita arahkan ke sana, sebab di sanalah pusat terjadinya kerusakan di seluruh muka bumi, “ ujarnya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk jihad pembebasan Masjid Al-Aqsha ini, umat Islam harus mencari jalan keluarnya.
“Ciptakan sumber dana, perbaiki ekonomi umat, perbaiki pendidikan, sosial, politik, budaya, lalu lanjutkan boikot produk yahudi, lakukan terobosan baru. Ini sebuah tantangan, kita bisa menjadi pengusaha muslim yang kaya, orang kaya yang bijaksana, mujahid yang ikhlas memperjuangkan dinul Islam, mendidik umat kepada akhlaqul karimah. Maka mulai dari sekarang bekerja, apapun yang bisa kita kerjakan untuk mencapai tujuan itu, “ tegasnya.
Tadrib AWG ini merupakan rangkaian Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung yang diadakan pada 11-13 September 2015.
AWG merupakan lembaga yang dibentuk untuk mewadahi dan mengelola upaya-upaya dalam rangka perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha pada khususnya dan kaum muslimin palestina pada umumnya dari penjajahan zionis Israel.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Pembentukan AWG pun dimaksudkan untuk menghimpun kaum muslimin dalam suatu ikatan yang dijiwai oleh pelaksanaan ukhuwwah Islamiyah yang diarahkan pada perjuangan atau jihad fie sabilillah. Upaya-upaya AWG terkait perjuangan Palestina antara lain dengan mengadakan berbagai kegiatan selain diklat, yaitu: seminar, tabligh akbar, longmarch, bedah buku, layanan sms al-aqsha, santunan dhuafa dan qurban di Jalur Gaza. (L/K08/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)